Beberapa pekan lalu saya pernah berdiskusi dengan kawan saya yang penganut Islam Syiah,kita berdialog panjang definisi iman dan makna beribadah yang sesungguhnya.
Sehingga menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi saya yang mengaku Islam Nahdatul Ulama, jangan-jangan Islam saya hanya kultural atau hanya Taqlid, tidak mengetahui secara mendalam bagaimana Dasar Hukum dan Sebab-sebab suatu hukum ditetapkan. Rasa toleransi yang saya miliki membuat saya tidak risih bergaul dengan siapapun, mengambil ilmu dari siapapun, karena mencari ilmu itu bukan dilihat dari siapa yang menyampaikan tapi apa yang disampaikannya.
Saya begitu kagum dengan kawan saya yang mengetahui selukbeluk Islam Syiah dari mulai sejarah sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk menganut faham syiah. Hingga dari diskusi ini mendorong saya untuk lebih mengkaji lagi tentang buku-buku Islam, perkara apa saja yang membuat runtuhnya Iman dan kokohnya Islam.
Kebetulan dilemari perpustakaan saya ada beberapa buku Islam yang belum saya baca, dan saya menemukan buku yang berjudul 31 sebab lemahnya Iman, barangkali buku ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam diri saya.
Buku ini akan saya terjemahkan menurut bahasa saya sendiri, buku yang sangat sederhana, mungil dan hanya berisikan 176 Halaman. Buku karya Husaen Muhammad Syamir ini memberikan wejangan tentang sebab musabab lemahnya iman seseorang.
Kritik saya terhadap isi buku ini, buku ini sangat to the point, langsung membahas ke inti tidak ada pengantar tentang definisi iman misalnya.
Padahal yang menjadi kegelisahan diri saya saat ini yaitu tentang cara umat islam beribadah. Tidak maksud meninggikan hati, dengan segala kerendahan hati saya, termasuk kekurangan ilmu saya, terkadang saya melihat penomena beberapa manusia disekeliling saya yang dengan santuynya mereka meninggalkan shalat.
Saya selalu penasaran ingin mengajak berdiskusi dengan orang yang seperti itu, jika tidak dengan shalat bagaimana cara dia beribadah terhadap Tuhannya. Tidak menjadi manusia munafik, dengan kelemahan iman yang saya miliki saya juga mengakui Di satu moment terkadang saya pernah terbawa arus jika salah bergaul, saya ikut-ikutan menunda waktu shalat, tapi jika itu terlewat saya tetap selalu menggantinya dengan qada, karena bagi saya solat itu adalah kebutuhan, dan jika meninggalkan maka saya berhutang pada Tuhan.
Jadi terbesit beberapa pertanyaan bagaimana manusia tersebut mengimani dirinya sendiri sebagai hamba? Kenapa masih banyak penomena yang mengaku Islam namun kurang beriman?bagaimana definisi iman yang sebenarnya? Apakah mereka yang hanya mengimani cukup dalam hati saja? Tanpa harus melakukan ritual peribadatan yang diajarkan oleh syara? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sungguh sangat mengganggu pikiran saya.
Untuk pengantar saya hanya bisa mencurahkan kegelisahan, bukan substansi dari teori yang saya ketahui,mohon maaf jika tulisan ini kurang berbobot.
Jadi, apa saja sebab-sebab lemahnya iman? Mari kita kupas satu persatu.