Lihat ke Halaman Asli

nur annisah

mahasiswa

Pengembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini

Diperbarui: 21 November 2024   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Cara Mengoptimalkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Bukan hanya orang dewasa saja, lho Bu, yang bisa mendapatkan manfaat dari interaksi sosial! Interaksi sosial juga sangat penting bagi anak, terutama jika mereka sudah mau masuk sekolah.

Karena dengan berada di sekitar teman sebayanya, si Kecil akan banyak belajar bersosialisasi dan memiliki pengalaman-pengalaman baru sehingga ia bisa bertumbuh menjadi anak yang luwes dan mudah bergaul.

Anak-anak yang keterampilan sosial-emosionalnya kuat cenderung lebih mampu mengatasi tantangan sehari-hari dan tampil lebih unggul secara akademis, profesional, dan dalam kehidupan sosial mereka.

Tapi, Ibu tak perlu khawatir berlebihan jika si Kecil bukan termasuk anak yang luwes dan mudah bergaul. Ada banyak contoh kegiatan untuk mengembangkan keterampilan sosial emosional anak TK yang bisa Ibu jadikan inspirasi. Penasaran apa saja?

1. Roleplay dengan Teman Sebaya

Bermain merupakan proses interaksi, baik dengan temannya maupun alat-alat yang digunakan untuk bermain. Ketika bermain, si Kecil mungkin akan mengalami konflik dengan temannya. Ia mungkin akan mengalami rasa takut, malu, khawatir, atau marah saat bermain.

Tapi, ini semua merupakan bagian dari tahap perkembangan kemampuan sosial emosional yang harus dihadapi. Jadi, sering-seringlah mengajak si Kecil bermain, terutama bermain yang melibatkan interaksi dengan teman sebayanya.

Nah, roleplay atau bermain peran bisa menjadi contoh kegiatan untuk mengasah sosial emosional anak usia prasekolah.

Untuk memulai roleplay, si Kecil dan teman-temannya awalnya mungkin memerlukan bimbingan Ibu melalui narasi. Anak-anak akan senang memerankan apa yang mereka ketahui, seperti memasak dan belanja ke pasar.

Namun setelah beberapa saat, anak-anak akan mulai bisa mengembangkan skenario imajinatif yang memungkinkan mereka untuk melatih keterampilan sosial-emosional mereka. Jadi, mereka juga akan bisa mengeksplor skenario yang tidak umum seperti bermain peran polisi dan perampok.

Selama bermain, anak-anak dapat menempatkan diri mereka pada posisi karakter dan lebih mudah memahami emosi, pikiran, dan motif setiap karakter dalam adegan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline