Lihat ke Halaman Asli

Menjaga Perasaan Balita

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Inspirasi  tulisan ini kuperoleh ketika diriku diajak suami untuk bersilaturahmi pada seorang temannya, yang baru saja melahirkan. Disela-sela obrolan kami, ibu tersebut menceritakan bagaimana kecemburuannya anak pertama, ketika sang ibu merawat bayinya. Sebenarnya cerita seperti ini sudah sering aku dengar sebelumnya. Sehingga sudah beberapa orang yang kuamati dalam mengasuh anak-anaknya.


Pada umumnya, seorang ibu akan segera menyuruh anak balita, segera menyingkir, ketika bayinya menangis. Ternyata, hal ini akan membuat si balita itu semakin cemburu, karena khawatir adiknya yang masih bayi mendapat perhatian istimewa, melebihi apa yang pernah ia peroleh. Dan merasa dikalahkan ketika masih sama-sama membutuhkan perhatian dari ibu. Hal tersebut, tentu membuat si balita juga ikut rewel, untuk memperebutkan perhatian ibu.


Untuk itu seorang ibu harus pandai menerima kedatangan balita, meskipun saat itu bayinya sedang menangis. Dan mampu memberi perasaan pada balita, bahwa keberadaannya selalu dibutuhkan. Contohnya:
Ketika bayinya sedang menangis, datanglah si Balita memanggil ibu. Maka si Ibu segera menjawab : “Oh… Selamat dating anakku, kebetulan sekali kamu datang. Dari tadi adik nangis menunggu kamu lho. Kamu, senang, bisa main di luar. Sejak pagi adik di kamar terus bosan lho. Pengin ikut main seperti kakak. E e e masih kecil kok mau ikut kakak.

Ya besok kalau sudah besar seperti kakak. O.. ternyata adiknya pipis, ayo sekarang kakak ambilkan gantinya dulu. Pilihan kakak pasti yang paling disukai adik. Kalau sudah selesai ganti, minum susu dulu ya, seperti kakak dulu. Biar adik cepat besar dan pintar seperti kakak.


Kata-kata ibu tadi, membuat si balita merasa kehadirannya dibutuhkan. Dan ia tahu bahwa apa yang diberikan oleh ibu pada adiknya, seperti apa yang ibu berikan pada si balita waktu ia bayi dulu Dengan mengajak si adik itu meniru kakaknya, membuat si balita itu bangga dan senang, sehingga akan mengurangi kerewelan sang balita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline