Lihat ke Halaman Asli

Sri Pujiati

TERVERIFIKASI

Nothing

Pengalaman Ngerjain Skripsi: The Power of Kepepet, Bisa karena Terpaksa

Diperbarui: 25 Mei 2023   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mahasiswa yang sedang mengalami masalah saat mengikuti ujian lisan. (DOK. PEXELS)

Skripsi. Satu kata yang membuat kita langsung mengernyitkan dahi. Mendengar kata skripsi tentu membuat kita membayangkan hal yang paling sulit sebelum bisa wisuda dan memakai gelar sarjana. 

Mengerjakan skripsi menjadi syarat wajib yang harus dilakukan untuk bisa meraih gelar sarjana dan bisa diwisuda. Tidak jarang, skripsi ini menjadi momok yang menakutkan bagi para mahasiswa semester akhir. Karena mengerjakan skripsi butuh effort luar biasa untuk bisa menyelesaikannya. 

Tidak jarang, mahasiswa tidak bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu karena belum bisa menyelesaikan skripsi. Hal ini tentu membuat skripsi semakin menakutkan di mata mahasiswa. 

Skripsi memang menjadi momok yang begitu menakutkan bagi para mahasiswa. Prosesnya yang begitu panjang dan terkadang berbelit-belit, belum lagi jika ada revisi dari dosen pembimbing. Tentu hal tersebut membuat banyak mahasiswa semakin malas untuk mengerjakan skripsi. Membayangkannya saja sepertinya sudah sangat sulit dan berbelit-belit. 

Namun skripsi itu bukan untuk dibayangkan tetapi dikerjakan. Jika hanya membayangkannya saja tentu akan membuat kita malas dan menegrjakannya. Padahal sebenarnya jika kita mau mengerjakan skripsi bisa menemukan jalannya sendiri. 

Saya mau sedikit bercerita tentang pengalaman saya mengerjakan skripsi beberapa tahun lalu. 

Kebetulan saya termasuk mahasiswa semester akhir yang akan segera di Drop Out (DO) jika tidak lulus di tahun itu, otomatis saya mau tidak mau harus segera menyelesaikan skripsi saya jika tidak mau dikeluarkan dari kampus secara paksa. 

Mengerjakan skripsi dengan waktu terbatas 

Mungkin ini yang dinamakan the power of kepepet ya. Jadi waktu itu saya hanya memiliki waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan skripsi saya. Waktu yang menurut saya cukup singkat untuk mengerjakan skripsi tersebut, membuat saya tidak memiliki waktu bersantai. 

Apalagi waktu itu saya sudah mulai bekerja, otomatis saya harus bisa membagi waktu antara bekerja dan mengerjakan skripsi. Saya pun mulai mengajukan judul dan beruntung dosbing (dosen pembimbing) saya langsung menyetujuinya. Saya pun mulai membuat proposal untuk mengikuti seminar proposal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline