Menjadi ibu pekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga merupakan sebuah fenomena yang tidak asing lagi di mata kita. Banyak ibu rumah tangga yang harus ikut bekerja dan mencari nafkah.
Di zaman modern seperti ini kita bisa melihat sedikit pergeseran budaya. Di mana perempuan tidak harus mengurus rumah dan kaum laki-laki yang harus bekerja. Sekarang semuanya sudah berbeda. Kini perempuan pun banyak yang bekerja dan berkarir di luar rumah.
Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang bisa dikatakan mudah. Karena memiliki peran ganda tentu kaum perempuan juga memiliki tanggung jawab ganda yaitu sebagai seorang ibu atau istri dan sebagai ibu pekerja.
Tanggung jawab yang besar tersebut tentu perlu usaha yang luar biasa untuk menjalaninya. Mereka yang bekerja dan harus mengurs rumah tangga harus berusaha semaksimal mungkin agar mampu menjalankan perannya dengan baik.
Bekerja dan mengurus rumah tidak mudah, maka hargailah
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, jika mengurus rumah sekaligus bekerja itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu perlu adanya dukungan dari orang terdekat, seperti suami dan juga anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga lainnya harus bisa menghargai dan memaklumi peran perempuan yang harus bekerja dan mengurus rumah tangga.
Dalam hal ini tentu kita bisa melihat bahwa perempuan yang bekerja tidak bisa sepenuhnya ada di rumah, dan tentu saja tidak bisa menjalankan semua kewajibannya untuk mengurus rumah. Karena hal tersebut, peran anggota keluarga lainnya sangat diperlukan.
Tidak muluk-muluk, dengan kita menghargai dan memberi dukungan kepada perempuan yang bekerja maka hal tersebut sudah membuat perempuan merasa dihargai.
Menghargai dalam hal ini adalah tidak menuntut lebih. Misalnya saja seorang suami harus memaklumi istrinya yang bekerja dengan cara tidak menuntut lebih. Karena perempuan yang bekerja tentu tidak bisa sepenuhnya menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Karena dia harus membagi waktunya untuk bekerja dan mengurus rumah.
Untuk itu, suami harus bisa menerima dan memaklumi. Karena itu adalah konsekuensi dari perempuan yang bekerja. Ketika mungkin istri tidak sempat untuk memasak atau menyeterika, seorang suami harus berusaha menerimanya.