Lihat ke Halaman Asli

Sri Patmi

Bagian Dari Sebuah Kehidupan

Artikel Sri Patmi: Teman Toksik, Suka Ngusik? (Part 2 Tukang Julid)

Diperbarui: 19 Oktober 2021   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: inmattan

Dunia kerja tanpa perjulidan nasional rasanya kurang ada warna. Terlebih kalo atasan dan bawahannya suka kasih bumbu penyedap biar lebih terasa gurih. Sebenarnya topik sederhana tapi bisa dikemas mewah biar renyah. 

Kerja sambil ghibah? Kerja sambil Julid? Enak banget teman ngemil ketimbang kerja dibikin stress katanya? Mumpung ada yg diomongin mah hayuk aja sampe lupa waktu kerja. 

Alih-alih kerja sambil ngobrol biar produktif, tapi malah sebaliknya. Topik pembahasan apapun menjadi seru ketika dunia perjulidan nasional dimulai. Tanpa batasan, mana masalah pribadi orang lain dan mana masalah pekerjaan? 

Dunia perjulidan nasional bukan hanya berlaku untuk perempuan, pria pun besar kemungkinan menjadi orang yang berperan untuk memperbesar skala perjulidan. Masalah yang sering muncul bukan hanya penurunan produktivitas, melainkan ketidaknyamanan satu dengan yang lainnya. 

Akan terbentuk kubu yang saling serang untuk mendapatkan sebuah kepentingan. Hanya ada 2 kemungkinan yang terjadi : pihak yang merasa dirugikan akan klarifikasi dan membela diri atau lebih memilih diam dan pergi. Mentok sana sini untuk bergerak. Berusaha melakukan yang terbaik, tapi selalu ada upaya hatespeech untuk menjatuhkan segala bentuk upaya. 

Terlebih jika atasan kurang bijaksana menyikapi segala masalah yang ada. Ditambah lagi tendensi negatif yang selalu dibangun menjadi kebiasaan dan budaya dalam lingkungan kerja. 

Jelas, lingkungan seperti ini akan berdampak negatif terhadap pengembangan diri apalagi karir. Tim perjulidan yang sendiri dapat diatasi dengan tutup telinga, tapi bagaimana jika perjulidan dilakukan secara berkelompok? Habis waktu bukan untuk membangun ide pengembangan, menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berguna? 

Ngerinya, jika perjulidan disertai dengan upaya menjatuhkan orang lain. Ketika bertemu teman toksik yang suka Julid, enggak usah terusik! 

Sadari keberhargaan diri Anda, circle lingkungan kerja seperti itu, bentuk circle lain diluar lingkungan kerja. Melakukan apapun pada akhirnya seperti nihil tanpa hasil. Tapi tenang gaes! Semesta enggak buta! Lakukanlah yang terbaik selama berada dalam lingkungan tersebut. Jangan menghabiskan waktu untuk meladeni satu per satu perjulidan. 

Suatu saat kebenaran akan terungkap dan alam akan membela. Kedewasaan dibutuhkan dalam menghadapi teman toksik seperti ini. Terkadang yang tua belum tentu dewasa, atasan belum tentu bijaksana, teman kerja selalu merasa jumawa. Jadikan warna, ambil segala kebaikan dan keburukan nya untuk melangkah lebih baik lagi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline