Kesunyian ini masih mendekam dihajar peristiwa waktu yang membuat malam berganti waktu menjadi terang
Diujung batas penantian ada sepucuk surat berwarna merah yang ditulis dan digantung dekat pintu rumah
Pemerhati bagi diri ini selalu mengawasi pergerakan angin yang menerbangkan hempasan secarik surat itu
Entah sampai kapan angin ini semilir membawa dingin agar lembarannya tak sanggup menahan menggigilnya api yang telah beku
Dari kutipan-kutipan yang mulai tertanggal dibalik pita ungu diujung kertas ada sebuah mawar yang telah mati
Bangkainya tidak pernah dibuang atau dikuburkan selayaknya kematian dibungkus dengan duka
Justru bangkai mawar dibungkus dengan kertas yang mudah hancur dilumat air
Hempasannya mendarat diatas tanah yang masih basah dibubuhi kuah embun yang masih segar melepas dahaga
Dahaga rindu tanah pada langit yang membawa jutaan partikel air yang jatuh
Tanah telah tahu jika penghubung diantara perpisahan mereka adalah embun
Sama halnya dengan secarik surat yang terus dipandangi