Rasa syukur masih tercurah kepada Yang Maha Kuasa atas limpahan dunia yang penuh dengan segala keberkahannya. Sumber daya di dalamnya masih kita nikmati sebagai bagian dari keterikatan hubungan timbal balik dan daur mata rantai kehidupan manusia.
Selain cahaya matahari atau sang surya, elemen yang menjadi pokok bagian terpenting dari kehidupan ini adalah air. Wujud benda cair yang mengalir, menempati ruang, menekan ke segala arah, permukaannya tenang, dan melarutkan zat.
Dari sifat saja, manusia sudah banyak sekali mengambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa benda yang diwujudkan dari sifat air itu sendiri adalah turbin pembangkit listrik, keramik dari tanah liat, bangunan mewah dan megah dibuat dari campuran bahan-bahan serta air.
Dalam kehidupan ini, elemen air juga masuk dalam sistem berbagi kepada makhluk lain. Tirta menjadi bagian yang tidak pernah lepas dari kehidupan. Air bersih dan air yang keruh sekalipun tetap memberi manfaat.
Konsep berbagi air merupakan wujud dharma yang ia jalani terhadap kehidupan. Bukan hanya sekedar pelengkap karena jika ditinjau dari sudut pandang geografis menurut penelitian he United States Geological Survey Water Science School, 71% permukaan bumi tertutup air. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari bumi ini adalah kebermanfaatan sang tirta yang terus berbagi. Bukan hanya kepada manusia saja, tetapi pada elemen kehidupan yang lain seperti udara, tanah, api, dan ether dalam pancamahabhuta ajaran Hindu.
Sifat berbagi dalam sang tirta pada akhirnya dipahami sebagai nilai luhur tertinggi yang patut untuk diteladani dalam diri manusia. Jika air saja terus berbagi dengan sifatnya, manusia sebagai produk yang diciptakan dari proses berbagi sudah selayaknya berbagi dari manfaat yang diambil air dalam bentuk energi yang lain.
Air yang menghidupi manusia alirannya akan tetap sama yaitu menuju pada keagungannya. Meski air itu jatuh, ia kembali lagi menjadi uap berubah menjadi hujan turun ke bumi.
Keluhuran nilai berbagi sang tirta diwujudkan dalam bentuk sikap berbagi manusia kepada sesamanya. Kemanapun perginya air, mereka akan kembali ke atas untuk menjalani titah dari kehidupan yaitu berbagi. Air yang turun ke bumi pun tidak tumpah dalam volume yang langsung banyak. Berbagi dibuat merata pada semua bagian. Setetes saja air yang turun dimasa kemarau panjang memberi kesejukan bagi jiwa.
Nilai keluhuran sang air dalam berbagi hingga terbentuk dalam diri manusia yang sempurna lahir dan batin (pancamaya kosha):
1. Sang tirta bersifat halus. Kehalusan yang dimiliki oleh tirta hingga meresap dalam bumi, pori-pori dan celah yang sangat kecil. Tanah yang keras dapat digemburkan dengan air menjadi lunak dan gembur.
Hakikatnya itulah berbagi yang sesungguhnya, bisa menyentuh dalam bagian terhalus, membasahi seluruh bagian yang tidak tersentuh sedikit pun oleh manusia lain. Melunakkan bagian yang keras agar lebih mudah memberi manfaat pada yang lain. Partikel berbagi bukan hanya dalam bentuk yang begitu besar.