Lihat ke Halaman Asli

Cinta Produk Dalam Negeri Digemborkan, Kualitas Tak Mencapai Standar

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemerintah tengah gencar menggembar-gemborkan nasionalisme kepada masyarakat Indonesia. Nasionalisme merupakan paham yang dianut untuk mencintai segala sesuatu yang ada di dalam bangsa. Cinta produk dalam negeri merupakan salah satu bentuk nasionalisme. Pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan produk hasil karya negeri sendiri. Himbauan ini dilakukan cukup intensif melalui berbagai media mengingat fakta yang terjadi bahwa sebagian masyarakat sudah mulai menggeser kebiasaannya dengan produk-produk luar negeri. Seseorang akan merasa memiliki “prestige” lebih tinggi ketika ia bisa menggunakan produk terkemuka dunia dan memamerkannya dengan orang lain. Jika hal tersebut berlangsung secara terus-menerus maka masyarakat akan mampu mengubah pola budaya yang ada di Indonesia.
Dalam bidang pangan, masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas akan lebih memilih produk daging, buah atau sayur hasil impor yang dijual di supermarket-supermarket. Dalam bidang sandang, hampir sebagian besar masyarakat terutama para remaja sudah mengkiblatkan mode fashion pada budaya luar. Mereka cenderung menggunakan produk-produk impor seperti sepatu, tas, pakaian. Tak cukup hanya itu saja, sebagian remaja juga lebih menggandrungi film-film atau drama-drama luar seperti korea daripada drama Indonesia. Ketika ditanya alasan dari hal tersebut, maka didapat jawaban bahwa kualitas impor jauh lebih bagus daripada produk dalam negeri.
Ternyata setelah produk-produk Indonesia dikritisi secara mendalam, maka didapat fakta-fakta bahwa produk pangan Indonesia untuk kebutuhan dalam negeri hanyaa kualitas sedang ke bawah. Produk pangan dengan kualitas tinggi justru diekspor untuk negara lain. Tak jauh beda dengan bidang pangan, berbagai macam produk sandang juga demikian, justru produk-produk dengan kualitas bagus atau tinggi yang dikirim ke negara lain. Masyarakat Indonesia yang semakin pandai akan lebih memilih produk dengan kualitas yang bagus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pemilihan produk pangan yang kurang baik akan menyebabkan bibit penyakit bagi dirinya. Untuk bidang hiburan, drama-drama Indonesia cenderung menyajikan alur cerita yang kurang rasional, jumlah episode yang berlarut-larut sehingga menyebabkan kebosanan penonton kemudian nilai-nilai kehidupan yang ingin disampaikan sangat kurang. Industry hiburan cenderung mengejar hasil komersil bagi industry yang dikelola.
Menelaah dari fakta-fakta tersebut maka wajar jika banyak masyarakat Indonesia yang melarikan diri dari produk-produk bangsa Indonesia. Alangkah baiknya pemerintah bukan hanya menuntut masyarakat untuk selalu menggunakan produk dalam negeri melainkan juga melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kualitas-kualitas produk yang ada sehingga ke depannya bisa dilakukan langkah-langkah sebagai upaya perbaikan. Harapan yang timbul setelah diadakannya perbaikan ini adalah masyarakat mampu bersikap nasionalis dengan mengusahakan untuk selalu cinta produk dalam negeri tanpa harus dirugikan karena kualitasnya sudah beralih menjadi baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline