Lihat ke Halaman Asli

Janganlah Takut Belajar Musik!

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Musik adalah suatu hal yang amat penting bagi setiap individu, termasuk siswa SD. Namun jika kita lihat pembelajaran musik di SD yang sampai sekarang ini kurang mendapat perhatian, dan seolah-olah anya menjadi mata pelajarn yang dinomorduakan. Padahal dari musik siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya yang tentunya akan mendukung dan mempengaruhi daya pikirnya dalam mata pelajaran yang lain, sesuai tujuan pembelajaran musik yaitu sebagai pedoman kegiatan pembelajaran secara umum. Maka dari itu para guru maupun calon guru harus memulai memperhatikan pembelajaran tentang musik dan melaksanakannya di SD. Pembelajaran musik di SD diberikan secara bertahap sesuai perkembangan anak yang lebih menekankan pada rasa nada, rasa irama dan tercapainya harmonisasi yang bisa didapatkan dari pengalaman musik dengan cara alamiah bernyanyi, bermain, bergerak dan kegiatan lain yang mendukung.

Dalam pembelajaran musik, murid sebagai subjek belajar harus memiliki pengalaman mendengar, meniru yang akan memberikan kemampuan pada anak dalam bernyanyi agar tumbuh rasa seninya. Sedangkan guru sebagai fasilitator juga harus memiliki kemampuan yang memadai tentang musik, pengetahuan tentang sifat dan hakikat musik, memiliki keterampilan bernyanyi dengan teknik yang benar, memainkan alat-alat musik, menggunakan metode pengajaran musik yang tepat, mengadakan tes dalam pembelajaran, memilih lagu yang sesuai perkembangan anak, menggunakan media pembelajaran yang tepat, kemampuan menyampaikan bahan pembelajaran, memilih strategi dan harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi siswa dalam belajar.

Belajar musik melalui pengalaman musik memerlukan alat musik aktif maupun pasif. Alat musik aktif yaitu alat musik yang dapat dimainkan, sedangkan alat musik pasif tidak dapat dimainkan, contohnya VCD, tape recorder dan sejenisnya. Selain alat musik, pembelajaran musik juga memerlukan materi musik tentang unsur usik diantaranya dasar teknik bernyanyi, irama, melodi, harmoni dan struktur lagu serta ekspresi. Unsur-unsur musik ini disajikan sesuai kurikulum spiral yaitu bahwa dalam kajiannya dilakukan dengan cara berlapis berulang. Sedangkan metode pembelajran musikmerupakan cara yang digunakan dalam belajar musik agar mencapai tujuan pembelajaran musik yaitu tumbuhnya rasa musik dan akhirnya tumbuhlah kreativitas estetis anak sebagai media ungkap ekspresiUntuk belajar musik diperlukan kemampuan membayangkan penginderaan musik yang dapat dimiliki melalui pengalaman musik. Untuk dapat membayangkan penginderaan pola irama anak harus sudah mengalami dan dapat menggerakkan tubuhnya secara berirama.

Kegiatan pengalaman musik dapat dilakukan dengan mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, dam kretivitas musik. Kegiatan mendengarkan musik yang dapat diberikan kepada siswa adalah mendengarkan musik yang akan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tehadap usik. Unsur musik yang dapat dipelajari dari kegiatan mendengarkan anatara lain pola irama, birama, gerak melodi, pola melodi, alat-alat musil dan sebagainya. Ada dua segi yang harus dikembangkan dalam mendengarkan musik yaitu mutu ungkapan musik dan sifat unsur-unsur musik di dalm lagu.

Dalam kegiatan bernyayi merupakan kegiatan utama dalam pengajaran musik anak SD. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam bernyanyi adalah ketepatan bidikan syair sesuai tinggi nada, gerak irama sesuai ayunan birama, sehingga lagu secara umum dapat dinyanyikan dan dinikmati secara baik dengan teknik yang benar.

Sementara itu, kegiatan bermain musik dalam pembelajaran musik membutuhkan keterampilan tertentu sesuai jenis alat musik yang digunakan untuk mengembangkan unsur-unsur musik. Ada bebrapa macam alat musik yang dapat digunakan yaitu alat musik irama (tak bernada), alat musik melodi (alat musik bernada) dan alat musi harmoni (alat musik yang dapat menghasilkan bunyi akor yang dikehendaki).

Untuk kegiatan bergerak mengikuti musik dibedakan menjadi dua yaitu gerak ditempat dan gerak berpindah tempat. Gerak di tempatdimanfaatkan untuk pengembangan konsep irama yang dapat dilakukan dengan bertepuk tangan, menepuk meja dan sebagainya dengan aksen pada interval. Untuk yang dimanfaatkan sebagai pengembangan rasa melodi atau bayangan nada dapat dilakukan dengan menggerakkan tangan ke atas untuk nada naik dan ke bawah untuk nada turun atau dengan jongkok dan berdiri. Sedangkan gerak berpindah tepat yang dimanfaatkan untuk pengembangan rasa irama dapat dilakukan dengan bergerak ke kanan, ke kiri, ke depan, e belakang sesuai ayunan birama. Untuk yang dimanfaatkan sebagai pengembangan rasa melodi dilakukan dengan gerak-gerak berpindah.

Kegiatan membaca musik dapat dikembangkan dengan menggunakan keberadaan sejarah terciptanya notasi musik yaitu dengan Papan Not Balok (ciptaan Dr. Y. Padmono, M. Pd, 1995). Dengan membaca musik akan mendorong anak semakin memiliki rasa irma, bayangan nada, dan akhirnya tumbuhlah rasa musik anak.

Dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan maka akan tercapai sasaran utama pengembangan kemampuan musik yaitu kreativitas musik yang dapat dilakukan dengan improvisasi yaitu kemampuanyang muncul secara tiba-tiba dalam kegiatan bermain melodi, irama, dan harmoni atau saat sedang bernyanyi. Keberanian berimprovisasi mendorong keberanian anak untuk kreatif. Cara yang kedua adalah dengan komposisi atau kegiatan mengarang lagu yang dapat dimulai dengan melagukan puisi, sajak atau dengan membuat pola-pola irama yang divariasikan dengan pengembangan pola meodi.

Pengetahuan musik merupakan fondasi untuk menuju pada pemahaman dan apresiasi musik, keterampilan musik, serta kreativitas musik sesuai dengan nilai rasa musik yang dimiliki masing-masing individu. Pemebelajaran musik hendakanya dilakukan dengan proses yang mudah dan menyenagkan dengan menggunakan lagu model. Lagu model yang digunakan tidak boleh sembarangan. Ada beberapa syarat suatu lagu model dapat digunakan dalam pembelajaran musik di antaranya lagu model harus disukai anak, disukai guru, mengandung ajian yang akan dipelajari, dan harus sesuai tingkat perkembangan dan kecakapan anak.

Untuk mempelejari lagu model dapat dilaukan dengan langkah-langkah yang luwes yaitu dimulai dari menentukan lagu model yang disukai dan terbiasa dinyanyikan anak, menyanyikan lagu model secara klasikal yang dilanjutkan dengan pembetulan dan penyempunaan berbagai dasar menyanyi seperti cara duduk, mengambil nafas, dan sebagainya. Langkah selanjutnya yaitu mengkaji unsur musik lagu model yang mencakup seluruh unsur-unsur musik baik dasar menyanyi, irama, melodi dan sebagainya dengan kegiatan pengalaman musik. Setelah itu lagu model harus dikaji ulang dan harus dikembangkan secara terus-menerus. Langkah yang terakhir yaitu menyanyikan ulang lagu model untuk menguji apakah kajian unsur musik tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki penampilan anak dalam menyanyikan lagu.

Selain menggunakan lagu model dalam pembelajaran musik digunakan pula lagu baru bukan model untuk mencapai tujuan pembeajaran umum dan untuk variasi lagu model agar siswa tidak monoton dengan lagu-lagu model. Pada dasarnya pengajaran lagu baru merupakan penerapan dan pengembangan teori yang telah dipelajari melalui lagu model. Pembelajaran lagu baru buan model disarankan dimulai dengan syair lagu, bukan notasi lagu dan untuk kelas tinggi menyanyikan lagu tanpa not mulai dikurangi sebab rasa nada anak telah berkembang.

Adapaun langkah-langkah menyanyikan lagu baru bukan model dimulai dari contoh guru menyanyikan lagu baru secara keseluruhan, guru mengulang dan menerangkan makna lagu secara umum sedangkan murid menyimak dan mengikuti guru bernyanyi dengan suara lemah yang kemudian semakin menguat. Setelah itu guru membetulkan kesalahan dengan mengulang bagian yang salah berkali-kali. Kemudian murid menyanyikan secara klasikal dan guru mengikuti pada bagian tertentu yang dialanjutkan dengan menyanyikan secara klasikal, elompok, berpasangan baru secara individual. Sama halnya dengan langkah-langkah menyanyikan lagu baru bukan model dengan not, hanya saja jika menyanyikan dengan not harus berlatih solmisasi atau latihan tangga nada dan menyanyikan syair lagu dengan memperhatikan tanda-tanda tempo, dinamik, pernafasan, ekspresi dan ucapan.

Untuk melaksanakan pembelajaran musik tentu diperlukan suatu perencanaan pembelajaran yang terbentuk dalam kurikulum. Dari analisis GBPP SD Tahun 1994 kajian musik untuk masing-masing kelas adalah sebagai berikut:

Kelas I:meliputi pulsa (ketukan yang teratur) dan metrum (gerak teratur dan terukur).

Kelas II :menekankan pada unsur irama sebagai dasar musik dan bergerak sambil memainkan alat

musik serta gerak berpasangan

Kelas III:menekankan pengembangan irama terutama gerak rasa irama dan mulai divariasi dengan

melodi dengan memeragakan pola irama dua atau tig alat musik ritmis yang berbeda.

Kelas IV:mulai merasakan gerak irama yang bagus melalui latihan bernyanyi, peneanan pada melodi

dan mulai dikenalkan interval.

Kelas V:menyanyikan lagu dengan nada sisipan, keterampilan memainkan alat musik melodis,

variasi gerak berpasangan, ekspresif, kreasi dengan kerangka tertentu dan dilatih menyusun

dan menyuarakan interval tertentu.

Kelas VI:menyanyikan lagu dengan berbaai macam tekstur, paduan bunyi dan dilatih untuk

merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan pergelaran.

Namun pembelajaran musik harus berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti kurikulum yang berkembang saat ini yaitu KTSP yang terdapat sedikit perubahan dengan GBPP SD Tahun 1994, maka dari itu pembelajaran musik saat ini juga harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan yaitu KTSP dengan kajian musik sebagai berikut:

Kelas I:meliputi keragaman unsur musik dan penampilan musik dengan menggunakan lagu anak

dan lagu wajib.

Kelas II :menekankan keragaman unsur musik dan perpaduannya serta penampilan musik dengan

memainkan alat musik sederhana.

Kelas III:menekankan pengetahuan dan pengembangan simbol dari berbagai unsur musik dan kreasi

musik dengan gagasan imajinatif.

Kelas IV:menyajikan berbagai gagasan dalam teknik berkarya musik nusantara dan berlatih teknik

vokal dan permainan alat musik ritmis dan melodis.

Kelas V:mementaskan dan berkreasi musik nusantara dalam lagu wajib dan lagu nasional sesuai

konteks seni dalam masyarakat.

Kelas VI:mengkomunikasikan, memamerkan dan mementaskan berbagai gagasan tentang obyek,

tema, simbol, dan teknik berkarya seni Nusantara dan mancanegara.

Dalam perkembangan kurikulum kajian musik dalam pembelajaran musik semakin kompleks dan berkembang pesat. Oleh karena itu sebagai guru dan calon guru harus benar-benar menyiapkan diri untuk belajar tentang musik yang semakin berkembang pesat seiring perkembangan IPTEK.

Selain menganalisis tentang kurikulum, perlu juga dibahas tentang analisis instruksional dan transaksional yang akan sangat mendukung tercapainya suatu tujuan pembelajaran musik terutama di Sekolah Dasar. Analisis instruksional dimaksudkan merincikan tujuan instruksional umum ke tujuan spesifik operasional yang mencakup dua kegiatan yaitu analisis target kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor) dan analisis bahan kajian yang dapat dilakukan dengan cara memahami TPU, analisis target kemampuan, analisis objek dan kemudian disusun menjadi TPK. Sedangkan analisis transaksional merupakan kegiatan untuk menyusun berbagai kegiatan belajar dan tugas yang akan dikerjakan untuk dapat memperoleh perubahan perilaku.

Untuk merancang suatu pembelajaran musik, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh guru antara lain mengidentifikasi tujuan jangka panjang, mengakses kebutuhan individu, merancang lingkungan belajar musik, mengidentifikasi TPK, memilih strategi belajar mengajar dan prosedur pengembangan kelas serta analisis materi.

Dalam suatu proses pembelajaran pasti ada evaluasi, begitu pula dengan pembelajaran musik pasti ada evaluasi musik yang disesuikan dengan tujuan pembelajaran yaitu untuk mengembangkan sense of musik dengan pengembangan rasa irama, bayangan nada dan perkembangan kreativitas estetis. Tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan empat tahap perkembangan kreatif yaitu pengetahuan musik, apresiasi musik, keterampilan musik, dan kreatifitas musik. Perkembangan musik anak dapat diukur dengan evaluasi musik. Evaluasi musik ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu evaluasi awal dengan melihat beberapa kemampuan awal siswa untuk menjajagi kemampuan awal yang digunakan sebagai langkah awal pembelajaran yang akan dikembangkan. Evaluasi kedua adalah evaluasi proses yang dilaksanakan untuk membetulkan, mengembangkan, atau menyempurnakan kemapuan anak tentang penguasaan lagu model maupun unsur-unsur musik sekaligus dapat menentukan kedudukan masing-masing siswa dibandingkan dengan siswa lain. Yang ketiga adalah evaluasi akhir yang menekankan pada pengukuran dan hasil belajar yang telah dilakukan.

Sebelum melakukan pembelajaran seorang guru harus menyiapkan suatu rencana pembelajaran atau kerangka satuan pembelajaran agar proses pembelajaran tersaji secara terstruktur. Adapun bagian dari kerangka satuan pembelajaran antara lain identitas yang terdiri dari satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, waktu. Bagian selanjutnya yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan kegiatan akhir, kemudian sumber belajar, serta penilaian dan tindak lanjut.

Jadi, dalam suatu proses pembelajaran guru harus benar-benar memiliki suatu keterampilan dan harus menguasai materi dan bahan ajar yang akan dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembelajaran termasuk dalam pembelajaran musik yang selama ini sering dijadikan pelajaran yang pre memory artinya tidak diajarkan sesuai kurikulum yang berlaku karena keterbatasan kemampuan guru. Padahal kita tahu bahwa musik adalah suatu yang amat penting dalam kehidupan seorang anak. Perkembangan kreativitas anak dalam musik dapat mendukung penguasaan materi dalam mata pelajaran yang lain. Setelah kita tahu betapa pentingnya pembelajaran musik bagi anak, sudah seharusnya seorang guru SD belajar untuk menguasai pembelajaran tentang musik demi tercapainya tujuan pembelajaran yang ditargetkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline