Aku Tidak Mau Ditindas Lagi
Namaku Mirah. Aku anak yang pendiam dan jarang berbicara di sekolah. Orang-orang sering menyebutku bisu dan jorok. Itu karena pakaianku yang lusuh dan sudah lama.
Di sekolah aku selalu di ejek. Tidak ada yang mau dekat denganku. Kecuali Dira. Dia murit pindahan. Hanya dia yang membelaku saat aku diejek.
Dia cantik, baik dan pintar. Banyak yang mengaguminya termasuk aku. disaat orang lain banyak mengajaknya bergabung ke kelompok mereka dia malah mau denganku. Itulah yang membuatku kagum padanya.
Berbeda dengan Yuni. Dia dan teman-temannyalah yang selalu mengejekku. Dia sangat berpengaruh di sekolah. Itu karena dia populer. Setiap ejekan yang dia lontarkan kepadaku kutanggapi dengan diam. Itu karena aku terlalu takut untuk melawannya.
Bukan hanya mengejek. Dia juga suka menyembunyikan barang-barangku. Seperti hari itu.
Pada hari ulangan matematika. Ketika aku sedang menghafal Yuni minta tolong kepadaku untuk mengambilkan bukunya di kantin. Lalu aku pergi mengambilnya.
Ketika aku tiba di kantin. Aku tidak menemukan bukunya. lalu aku kembali ke kelas. Saat aku memberi tahu Yuni bukunya tidak ada. Yuni bilang ternyata bukunya ada di tasnya.
Kemudian aku kembali kekursiku aku mendapati tasku sudah tidak ada. Aku sangat cemas saat itu. Aku terlalu malu bertanya ke semua orang. Aku kebingungan karnan sebentar lagi ujian.
Kemudian Dira datang. Dia bertanya kepadaku "kenapa kamu terlihat gelisah Mirah? tanyanya. "Tasku hilang padahal sebentar lagi ujian semua alat tulisku ada di dalam tas" kataku dengan gelisah.
Dira pergi ke bangkunya lalu menghampiriku dan memberikan alat tulis yangku butuhkan. "sementara pakai dulu ini jika kita cari tasmu terlebih dahulu nanti gak keburu waktunya" katanya padaku "makasih ya " jawabku. "Sama-sama".