Lihat ke Halaman Asli

Elang

Diperbarui: 23 Januari 2023   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Angin berhembus pelan, semilir menyejukkan menambah kesunyian dan ketegangan di ruangan berukuran 15x20 cm. Waktu masih sangat pagi, baru saja aku membagikan soal ujian semester dan kembali memasang mata ganas mengawasi para siswa untuk sekedar memastikan keadaan aman dari para tangan yang ingin merogoh contekan.

***

Tiga tahun yang lalu...

Seorang anak kudapati terus menunduk dengan tangan mengepal di bangkunya. Aku mencoba menghampirinya perlahan.

“Kenapa Lang? Kamu sakit atau ngantuk?”

Beberapa detik tak ada jawaban, aku mulai kesal di buatnya.

“Elang!!! Kamu tidak dengar ibu berbicara?”

Aku melihatnya gelagapan mengangkat kepalanya dan mencoba meraba-raba dimana letak pensilnya.

“Maaf bu, kepala saya pusing”.

Matanya kulihat tampak merah seperti sudah tidak tidur berhari-hari, kulirik jari-jarinya menggenggam pensil dengan sangat kuat, kurasa ia tengah menahan sesuatu dengan sangat kuatnya, entah apa. Namun yang membuatku sangat heran ketika aku menyarankannya untuk pergi ke UKS, dia menolaknya dengan sangat tegas.

“Tidak usah bu, saya baik-baik saja. Saya hanya perlu istirahat beberapa menit dan sekarang saya sudah baikan”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline