Awal bulan maret ini beberapa saham-saham pertambangan yang mengampu nikel mulai mengalami penurunan. Termasuk pada saham ANTM atau Aneka Tambang yang pada bulan maret ini sempat mencapai 2.370 per lot.
Jika dilihat dari pergerakan nya mulai awal tahun, Perusahaan tambang nikel ini memiliki kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2020. ANTM yang pada bulan januari meroket hingga mencapai angka 3.180 per lot ini cukup membuat para investor kegirangan. karna sebelumnya pergerakan saham ini cukup stabil dan terus menanjak.
Menaiknya harga saham pada awal tahun adalah naiknya harga nikel pasar internasional. Hal ini membuat banyak investor menaruh sahamnya di perusahaan ini. Dan juga adanya sentimen pada akan adanya produsen tesla yang akan dibuat di indonesia, yang tentu saja membuat nikel semakin diperlukan dan laris di pasaran.
Cuan yang ada pada awal-awal bulan januari ini pun tidak menjadi tetap, karena pada akhir bulan IHSG mengalami penurunan yang menyebabkan hampir semua harga saham anjlok dan merah.
Namun pada awal februari IHSG pun mulai bangkit kembali hingga mencapai angka 6000, yang sebelumnya sempat di angka 5.862. Dengan bangkitnya IHSG ini pun membuat harga saham kembali stabil. Namun kembali datang sentimen bahwa Tesla batal membangun produsen nya di indonesia dan beralih ke India. Ini membuat beberapa investor sedikit kecewa, karna sebelumnya potensi yang positif akan tercipta jika pembangunan produsen itu dilakukan.
Dan kini, pada awal bulan maret 2021 saham antam kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ini bukan hanya terjadi pada perusahaan aneka tambang saja, namun juga pada perusahaan lain yang mejual nikel. Saham perusahaan ini merosot dikarenakan turunnya harga nikel dunia akibat beberapa faktor. Faktor nya adalah ketersediaan nikel yang saat ini cukup besar, yang sebelumnya mengalami kelangkan akibat adanya salah satu perusahaan pertambangan nikel yakni Tsingshan Holding Group yang mengalami kebanjiran di tambangnya. Namun permasalahan banjir itu sudah teratasi, dan kini Tsingshan mengatakan sudah menyediakan 100.000 ton untuk perusahaan pembuat baterai.
Penurunan harga nikel dunia membuat perusahaan-perusahaan yang mengakomodasinya mengalami penurunan harga hingga sahamnya. Perusahaan tersebut antara lain ANTM, INCO, HRUM, NIKL, TINS, DKFT, PURE. Melemahnya harga saham perusahaan ini bahkan sudah ada yang menyentuh level auto rejection bawahnya (ARB). Banyak Investor yang cemas karena telah membeli saham pada angka yang cukup tinggi pada bulan sebelumnya atau pada harga pucuk, yang sebelumnya mereka sempat optimis bahwa saham produsen nikel ini akan meroket jauh. Beberapa dari mereka yang cemas ini terpaksa menjual sahamnya karena takut semakin merugi. Namun disisi lain banyak yang masih bertahan dengan saham nikel ini karena masih memiliki optimisme akan pasaran nikel tersebut. Terutama pada harapan yang akan datang mengenai merambahnya teknologi listrik yang menggunakan baterai dan berbahan dasar nikel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H