Lihat ke Halaman Asli

Sri Mudani

hanya manusia biasa yang perlu banyak belajar dari kesalahan

Petugas Ambulans PMI Buleleng: Jangan Biarkan Waktu Berlalu Tanpa Pengabdian

Diperbarui: 10 Juni 2022   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas Ambulans PMI Buleleng Daud Puji Raharjo. Sumber: dok pribadi narasumber

Buleleng -- "Jangan Biarkan Waktu Berlalu Tanpa Pengabdian" kalimat yang terpangpang di dinding markas Palang Merah Indonesia tersebut berhasil memantapkan tekad seorang Daud Puji Raharjo untuk mengabdikan diri lewat kegiatan kemanusiaan. Keinginannya membantu sesama sungguh perbuatan yang mulia. Pernahkah kita berfikir bahwa perbuatan kecil dapat mengubah dunia yang besar?


Laki-laki kelahiran Jakarta, 31 Oktober 1985 itu memutuskan melanjutkan pendidikannya ke Bali beberapa dekade lalu. Bergabung dalam Palang Merah Indonesia (PMI) sejak SMP di Jawa Timur membawa suasana berbeda. Berangkat dari ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR), hingga melanjutkan pendidikan di Bali yakni di SMK Negeri 3 Singaraja merupakan kebangaan tersendiri baginya. Tidak berhenti sampai disana, lelaki yang kini berusia 36 tahun itu bisa dikatakan sangat mencintai pekerjaannya sebagai relawan PMI sejak remaja.


"Saya Bergabung ke PMI dari Ikut PMR waktu di SMP Negeri 1 Mojowarno Jombang Jawa Timur, karena pengen mengikuti kegiatan ekstrakulikuler untuk menambah teman di sekolah dan dilanjutkan di SMK Negeri 3 Singaraja" ujarnya pada Kamis, 9 Juni 2022.


Usia yang terbilang muda saat ia bergabung menjadi anggota PMI dibanding anak-anak seusianya yang mungkin kurang berminat dalam bidang tersebut. Berkat doa dan kerja keras tentu akan membuahkan hasil yang manis. Lagi pula pihak keluarga juga sudah mengijinkannya dan mendukung dirinya untuk ikut bergabung dengan salah satu organisasi kemanusiaan tersebut, dan ini merupakan langkah awal untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik.


Pada mulanya lelaki yang kerap disapa Daud itu mengikuti PMI di Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah. Kemudian PMR Wira Satuan Inti Angkatan 19 dan berlanjut ikut serta dalam diklat KSR serta pelatihan bidang pelayanan PMI. Ia juga pernah bertugas di bagian pertolongan pertama saat event Pemkab Bueleng, dilanjutkan mengikuti berbagai pelatihan di PMI hingga dipercaya untuk menghedle kegiatan masyarakat dalam program kebencanaan.


"Awal mula ikut PMI bertugas di bagian pertolongan pertama event Pemkab Buelelng, kemudian mengikuti pelatihan bidang Pertolongan Pertama, Ambulans dan Humas setelah itu dipercaya untuk menghendle kegiatan di masyarakat dalam peningkatan kapasistas mengenai bencana tahun 2008-2009" lanjutnya lagi.


Bukan hal mudah, setiap pekerjaan pastilah ada hambatan dan rintangannya. Tapi itu tidak memadamkan semangatnya untuk tetap membantu sesama lewat PMI. Berkat dukungan dan doa dari orang-orang terdekat niscaya apa yang dilakukannya sekarang akan sangat bermanfaat bagi hidup seseorang. Tidak ada kisah yang tidak berkesan saat bertugas di lapangan semua ia lakukan demi kehidupan banyak orang.


Daud Puji Raharjo yang kini bertugas di bagian ambulans PMI Buleleng, perkerjaan yang sepele jika dipandang sebelah mata. Mengantar dan menjemput pasien dengan sirine merahnya yang akan selalu didahulukan oleh pengguna kendaraan lain di jalan. Suatu kesalahan besar jika orang-orang berfikiran seperti ini. Bekerja sebagai petugas ambulans ini sangat-sangat beresiko besar. Bukan hanya itu para petugas PMI yang bertugas di ambulans rela mengorbankan sebagian besar waktunya untuk menyelamatkan nyawa orang lain.


Ia juga mengatakan hal tersebut bukan semata-mata membuatnya menyerah "Setiap pekerjaan pasti ada kesulitan namun dalam hal tersebut kita membutuhkan solusi dari kesulitan itu dengan melakukan koordinasi bersama pihak yang terlibat dalam kegiatan yang akan dilaksanakan"


Salah satu momen yang ia alami saat melakukan pelayanan ambulans dari Rumah Sakit Siloam Denpasar ke Rumah Sakit Darmais Jakarta, yang pada saat itu keadaannya sangat menegangkan dengan menggunakan ambulans HIACE milik PMI Provinsi Bali melakukan perjalanan menuju Rumah Sakit di Jakarta. Menempuh waktu 30 jam jalur darat dengan keadaan pasien yang mengidap kanker otak stadium 3 cukup membuat perasaan was-was pada saat itu. Di beberapa pemberhentian yakni di PMI Probolinggi, PMI Madiun, Agen Oksigen Solo dan PMI Kota Semarang sekedar untuk mengganti dan mengisi oksigen dalam perjalanan. Saat itu timnya dengan ketulusan hati membantu pasien dan diketahui setelah perjalanan panjang tersebut pasien menghabiskan hingga 26 tabung oksigen.


"Pasien selamat hingga sampai di Jakarta, kami didampingi oleh perawat dan keluarga terdekat pasien" ucapnya di akhir cerita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline