Lihat ke Halaman Asli

S.Melani AS

Mahasiswa

Sastra POV: Catatan Alfres Russel Wallace dalam Buku The Psychical Geography

Diperbarui: 28 Mei 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alfred Russel Wallace (wikipedia)

The Physical Geography  karya Alfred Russel Wallace yang ditulis pada tahun 1863 mengilustrasikan tanah geografi di luar Eropa dan mengarah ke kolonialisme. Lebih rincinya Wallace menggambarkan perjalanannya selama menjelajah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dalam buku ini Wallace menulis bebagai hal, mulai dari cendrawasih the gorgeous bird of paradise, rempah-rempah, membandingkan wilayah di nusantara dan batas-batasnya, kontras geologi, kontras vegetasi, kontras ras antara Melayu dan ras Polinesia Papua, kontras zoologi dan banyak lagi. Namun, di sini saya akan membahas beberapa topik saja yang sangat menarik dan salah satu diantaranya adalah mengenai pembagian wilayah yang dibatasi oleh garis Wallace dan Weber yang sangat akrab sekali di telinga kita sebelum memaparkan beberapa kutipan yang akan dibahas dengan kajian sastra.

Sebelum membahas ke topik mengenai pembagian wilayah saya akan mejelaskan beberapa topik yang ada dalam buku ini. Dalam buku ini Wallace membuat cerita perjalanannya layaknya sebuah sketsa dia menggambarkan wilayah dari Malaya serta fakta-fakta yang menarik untuk dikemukakan. Kemudian dia pun membuat sketsa batas dan luas kepulauan. Tulisan yang dibuat Wallace menarik untuk dirangkai dalam geologi, geografi, zoologi, serta kehidupan hewannya yang dia gambarkan secara naturalis, pemikiran alami, dan observatoris. Untuk wilayah kepulauan Melayunya sendiri Wallace menganggapnya dari Semenanjung Malaya sejauh Tenasserim dan Kepulauan Nicobar di Barat, Filipina Utara, dan Kepulauan Solomon di New Guinea, di Timur. Dalam tulisannya juga Wallace menuliskan mengenai kontras geologi yang salah satunya yaitu sabuk vulkanik utama di dunia melewati kepulauan yang menghasilkan kontras yang sangat menonjol dalam pemandangan pulau-pulau vulkanik dan non-vulkanik. Hal ini yang menyebabkan banyaknya gunung-gunung berapi yang aktif di wilayah nusantara dan kita tahu bahwa Indonesia juga merupakan tempat pertemuan 3 lempeng tektonik, seperti Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik.

Selanjutnya Wallace membahas mengenai kontras vegetasi. Selama nusantara berada di khatulistiwa serta dikelilingi oleh lautan yang luas sehingga hampir di berbagai pulau di nusantara ditumbuhi vegetasi hutan mulai dari permukaan laut hingga ke puncak gunung bahkan puncak-puncak yang paling tinggi. Wallace juga mengamati karakteristik dari flora yang ada di sana dan ternyata ada perbedaan antara flora di pulau-pulau yang ada di Timor dan Jawa dengan wilayah yang jauh ke timur dari Timor dan Kepulauan K. Bahkan mengenai fauna pun ada beberapa hal yang menjadi perbincangan yaitu bagaimana fauna di setiap wilayah berbeda-beda antara fauna di wilayah Barat dan di wilayah Timur. Fauna dan flora di wilayah Barat memiliki kemiripan dengan di fauna wilayah Asia sedangkan di wilayah Timur memiliki kemiripan dengan fauna di wilayah Australia, dan ada wilayah yang memiliki flora dan fauna dari kedua wilayah tersebut. Semua hal itu menuju pada sebuah kesimpulan bahwa pada zaman geologis yang sangat baru yaitu di mana Benua Asia meluas jauh hingga melampaui batasnya hingga sekarang ke arah Tenggara termasuk ke Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya. Namun ada beberapa anomali yang menyatakan bahwa hal ini terjadi karena wilayah-wilayah tersebut memang telah terpisah pada zaman sebelumnya dan sejak saat itulah telah terjadi banyak revolusi di dalam geografi fisik. 

Perbedaan-perbedaan dan beberapa kemiripan yang terjadi Wallace dalam tulisannya menarik sebuah kesimpulan bahwa fakta yang terjadi yaitu bahwa semua pulau yang berada di sebelah Timur di luar Kalimantan dan Jawa awalnya merupakan bagian dari bekas Benua Australia atau Pasifik meskipun mungkin beberapa diantaranya tidak ada yang benar-benar bergabung atau benua ini telah memisahkan diri sebelumnya, sebelum dipisahkan dari asia. Kemudian untuk di wilayah Timur terjadi perbedaan spesies yang sangat besar di Kepulauan Melayu Timur dan Australia, dan kedalaman laut pada saat ini yang memisahkan mereka, menunjukkan isolasi yang relatif panjang dan zaman awal pemisahan. Wilayah-wilayah ini juga di batasi oleh garis yang mungkin sangat tidak asing bagi kita yaitu garis Wallace dan Weber.

Terakhir yaitu mengenai kontras ras yang juga berkaitan pemaparan sebelumnya di mana terdapat perbedaan antara ras di wilayah Barat dan Timur. Ras melayu yang menempati wilayah Barat dan juga ras polenisia papua berada di wilayah Timur. Kedua ras ini memiliki perbedaan dan karakteristik nya masing masing baik dari segi fisik, mental maupun moral.

Jika dalam kajian karya sastra, narasi perjalanan Wallace ini menggunakan pemahaman alami atau aliran naturalisme. Aliran naturalisme dapat dilihat dari kutipan "From a look at a globe or a map of the Eastern hemisphere, we shall perceive between Asia and Australia a number of large and small islands forming a connected group distinct from those great masses of land, and having little connection with either of them". Dari kutipan tersebut Wallace menggambarkan atau memandang dunia dengan aliran naturalisme atau paham alami yaitu di mana dia memandang dunia dengan ilmu atau hal yang bersifat ilmiah. Hal ini berkaitan dengan aliran naturalisme itu sendiri yang merupakan aliran sastra yang sama dengan aliran realisme namun aliran ini lebih fokus pada logika, fakta, dan objektivitas yang mendorongnya pada metode ilmiah. Selain itu aliran ini juga berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada alam karena kekuasaan atau kekuatan dari alam itu sendiri. Pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil yang membentuk kelompok terhubung dan terletak diantara Asia dan Australia dalam kutipan tersebutlah yang menjadi fenomena dari kekuatan alam itu sendiri yang membentuk kepulauan nusantara.

Selain menggunakan pemahaman alami atau aliran naturalisme dalam kutipan selanjutnya yaitu "Forty villages were destroyed by the eruption of Papandayang in Java, in 1772, when the whole mountain was blown up by repeated explosions, and a large lake left in its place" Wallace menuliskan catatan perjalanannya ini dengan menggunakan gaya penulisan aliran realisme di mana tulisan yang ditulisnya merupakan peristiwa yang di alami oleh banyak orang yaitu masyarakat Jawa itu sendiri dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini juga Wallace lebih objektif tanpa ada unsur emosi ataupun pikirannya sendiri sehingga apa yang dituliskan oleh Wallace memang apa adanya. Gustaf Flaubert pun berpendapat bahwa objektivitas itu penting bagi pengarang.

Jika dilihat secara keseluruhan cara penyajian Wallace dalam tulisannya ini masuk ke dalam non-fiksi kreatif. Untuk membuktikannya dapat dilihat dari kutipan pertama di atas. Dalam kutipan pertama tersebut dapat terlihat bahwa Wallace menyajikannya dengan bahasa yang lebih santai dan sedikit menggunakan imaginasi yang membuat cerita lebih enak dan menarik untuk dibaca meskipun ketat dan sesuai dengan kebenaran. Tulisan Wallace ini termasuk ke dalam catatan perjalanan/ narrative of travel yang berlatarkan kepulauan nusantara yang kemudian Wallace sendiri yang menjadi tokoh utamanya sekaligus naratornya dari sudut pandang orang pertama seperti dalam kutipan "I can only briefly allude to the many fearful eruptions that have taken place in this region"

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline