Padang - Demam korea terutama K-pop (Korean Pop) telah merambah di kalangan anak muda secara global tidak hanya Indonesia tapi di seluruh dunia, fenomena ini nyata adanyaterbukti dengan maraknya musik K-pop yang sering kita dengar di cafe-cafe hingga konserkonser K-pop yang selalu diadakan setiap tahunnya diberbagai negara.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Korean Foundation for International CultureExchange (KOFICE) pada tahun 2023, lebih dari 60% responden di Indonesia mengaku terpengaruh oleh K-Wave dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Hal ini termasuk dalam preferensi mereka terhadap produk-produk yang terkait dengan Korea, seperti makanan khas Korea, kosmetik K-Beauty, dan produk fashion.
Gelombang Hallyu atau Korean Wave juga telah mengubah sudut pandang generasi muda terhadap dunia perawatan diri dimana saat ini generasi muda baik itu perempuan atau laki-laki berlomba lomba untuk mendapatkan kulit yang sehat
Padahal dahulu laki-laki yang menggunakan produk kecantikan atau skincare di anggap tabu, tidak maskulin, atau bencong, Kpop membantu merubah persepsi ini.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Euromonitor International yang terbukti padatahun 2024 menunjukkan bahwa pasar produk K-Beauty di Indonesia tumbuh sebesar 25% dari tahun sebelumnya, menandakan minat yang kuat dari konsumen lokal.
Selanjutnya budaya fashion dimana segala jenis pakaian dengan claim korean style termasuk mode style oversize ala Korea selalu laku dipasaran, hingga style rambut K-pop yang unik yang dibuat seperti Oppa(Laki-laki Korea), serta make-up natural khas Eonnie (wanita Korea) juga bermunculan dimana mana.
Bahkan tidak jarang sering kita temui dipasaran produk kecantikan yang berasal dari Korea bahkan ada yang ke Korea lansung untuk mendapatkan hasil maksimal untuk melakukan operasi plastik atau cuman sekedar berwisata.
Meskipun demikian di saat yang bersamaaan standar kecantikan korea secara tidak langsung juga menjadi patokan seseorang untuk dianggap cantik atau tampan misalnya harus memiliki kulit putih pucat, badan kurus, mata yang lebar, rahang v-shaped, glass skin, wajah yang polos, dan sebagainya.
Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran karena ini bisa mengubah keotentikan dan keberagaman lokal, hal ini juga dapat menekan ekspresi diri akibat standar yang begitu tinggi serta memberikan tekanan mental kepada generasi muda yang tidak bisa memenuhi standar ini.
Menurut sebuah penelitian seperti Dilansir dari hellosehat.com, standar kecantikan yang begitu tinggi dan tidak realistis ini akan mengganggu kesehatan mental mereka yang mengikutinya dengan munculnya depresi, gangguan kecemasan (anxiety), gangguan makan(anorexia), body dysmorphic disorder (BDD), dan sebagainya.