Lihat ke Halaman Asli

Sri Maryati

Wiraswasta

Penerapan Teknologi Retort untuk Usaha Masakan

Diperbarui: 18 Agustus 2024   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekerja mengatur gudeg kaleng yang telah disterilisasi di rumah produksi Bu Tjitro, Sleman (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO) 

Teknologi proses dan pengemasan merupakan kunci masa depan untuk distribusi pangan yang lebih tahan lama dan higienis serta mampu mempertahankan cita rasa. Produsen masakan butuh peralatan retort untuk mengembangkan usahanya. Kendala investasi teknologi bisa diatasi dengan cara kerjasama dengan pabrikan retort dan pengemasan.

Aneka produk bahan pangan dan makanan membutuhkan teknologi proses dan pengemasan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk menjaga keamanan dan kekuatan makanan, perlu menggunakan teknologi proses dan pengemasan yang tepat.

Misalnya dengan menjadikan makanan tersebut beku atau bisa juga menggunakan active and intelligent packaging untuk mengetahui umur dan kondisi dari makanan tersebut.

Saat ini teknologi retort packaging sangat diperlukan untuk makanan yang dapat disimpan lama, misalnya makanan rendang atau gudeg. Produsen makanan pada saat ini sangat berkepentingan dengan pemilihan mesin retort dan teknik pengemasan yang tepat untuk produknya.

Keniscayaan industri pengemasan terus tumbuh dan tersebar hingga ke pelosok desa. Bahkan produk olahan bumbu dapur hingga aneka sambal kini sudah dikemas secara baik.

Menurut data Indonesia Packaging Federation, kinerja industri kemasan di tanah air rata-rata tumbuh pada kisaran 6 persen per tahun. Nilai realisasi per tahun mencapai Rp 98,8 triliun.

Ditinjau dari materialnya, kemasan yang beredar sebesar 44 persen dalam bentuk kemasan flexible, 14 persen kemasan rigid plastic, dan 28 persen kemasan paperboard.

Industri pengemasan akan terus tumbuh karena mobilitas produk semakin tinggi. Konsultan global AT Kearney dari hasil risetnya di Asia menyatakan bahwa terdapat beberapa pergeseran paradigma yang terjadi secara makro ekonomi dan mempengaruhi tren industri pengemasan.

Misalnya, pertumbuhan penjualan retail online di Asia yang mencapai rata-rata 19 persen per tahun menggeser tren kemasan yang awalnya lebih mementingkan penampilan, menjadi lebih mementingkan kekuatan dan daya tahan kemasan.

Antara teknologi pengemasan dan peralatan atau mesin retort bagaikan sepasang kaki yang saling berpacu dan bersinergi.

Pada prinsipnya retort adalah teknologi sterilisasi terkini di mana makanan dibungkus dalam kemasan kedap udara setelah itu diletakkan dalam mesin retort pada temperatur seputar 121-131C dalam tekanan tinggi dengan waktu tertentu sesuai dengan standar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline