Lihat ke Halaman Asli

Sri Maryati

Wiraswasta

Faktor Terlupakan dalam Persaingan Sengit Produk Air Mineral Galon

Diperbarui: 3 Juli 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi distribusi galon air minum meneral. (DOK. Shutterstock/LightField Studios via Kompas.com)

Penonton televisi setiap saat disuguhi iklan persaingan usaha air mineral khususnya produk yang memakai galon. Dua merek ternama milik perusahaan besar lewat konten iklan terkesan saling "menyerang"terkait dengan kondisi galon yang digunakan oleh produknya.

Iklan produk yang satu mempersoalkan kondisi galon saingannya yang dinilai buram dan terkesan kotor dibandingkan galon produknya yang kinclong alias bening, Disertai dengan segel tutup galon yang paten. Sementara produk lain menjawab serangan dengan menyoal tutup galon yang mudah dibuka. 

Saling serang lewat iklan menarik perhatian publik dan berdampak positif untuk pendidikan konsumen. Karena timbul kesadaran terkait dengan berbagai aspek tentang produk air minum dalam kemasan (AMDK).

Pengertian istilah galon sendiri di masyarakat sudah salah kaprah dengan arti yang sebenarnya.Arti galon sebenarnya bukanlah wadah tempat air minum yang biasa kita beli di toko. Arti galon sebenarnya secara universal diartikan sebagai ukuran air.

Kondisi galon air mineral juga disinyalir ada yang mengandung zat kimia Bisfenol A (BPA) yang bisa mengganggu Kesehatan. BPA merupakan salah satu bahan penyusun polikarbonat, yang digunakan untuk membuat galon air minum. 

Zat kimia ini telah dikaitkan dengan berbagai dampak kesehatan, dari gangguan reproduksi hingga autisme.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan batas aman untuk BPA dan sedang menyusun pengaturan pelabelan AMDK untuk melindungi konsumen.

Ada faktor penting yang terlupakan dalam persaingan sengit di atas dan sebenarnya menjadi masalah air mineral galon untuk semua merek, yakni masalah transportasi. Mengirimkan air kemasan dari fasilitas produksi ke konsumen atau distributor ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Faktor jarak lokasi produksi, kondisi moda angkutan dan cuaca ekstrim bisa menyebabkan gangguan serius pada produk air kemasan.

Saat ini terdapat 900 perusahaan AMDK di Indonesia dengan 2.000 merek yang telah menyerbu pasar. Kondisi pasar AMDK di Indonesia sangat masif. Menurut data dari Statista menyatakan nilai pasar AMDK Indonesia di 2022 mencapai USD10,24 miliar atau Rp 152 triliun pada tahun 2022. Jumlah ini merupakan kelima terbesar di dunia.

Indonesia telah mengalami liberalisasi air minum yang sangat luas. Padahal di masa yang lalu air minum bisa didapatkan secara murah bahkan gratis. Namun kini harganya relatif sudah sangat tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline