Lihat ke Halaman Asli

Sri Maryati

Wiraswasta

Ramadan Tingkatkan Kreativitas dan Produktivitas Kelas Menengah

Diperbarui: 12 Maret 2024   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ekonomi Ramadan (sumber KOMPAS/PRIYOMBODO) 

MOMENTUM bulan suci Ramadan sangat tepat untuk meningkatkan daya kreativitas dan produktivitas kelas menengah. Potensi ekonomi Ramadan bisa menumbuhkan usaha rintisan kelas menengah. Selain itu membaiknya silaturahmi antara warga bangsa pada bulan suci ini bisa mendorong perbaikan peluang kerja baru dan menambah kompetensi pribadi.

Bulan suci Ramadan saat yang tepat untuk memasarkan produk lokal serta menumbuhkan UMKM atau usaha rintisan atau startup dengan sentuhan yang lebih inovatif. Greget Ramadan bisa memperluas lapangan kerja dan menggenjot produktivitas usaha.

Perlu dipersiapkan jauh hari agar momentum diatas bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh Masyarakat luas dan pemerintah daerah untuk merebut potensi ekonomi bulan Ramadan. Pemerintah jangan hanya sibuk mempersiapkan infrastruktur perhubungan untuk mudik lebaran. Mestinya juga mengelola seoptimal mungkin potensi ekonomi Ramadan sehingga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi secara berkelanjutan. Yang pada gilirannya bisa membentuk kelas menengah yang lebih kuat.

Selama ini program difusi inovasi yang dijalankan oleh pemerintah sering mati angin, lantaran kurang mengait dengan aspek ekonomi kerakyatan. Pada saat bulan Ramadan seperti inilah kreativitas dan inovasi produk lokal mendapat angin dan bisa terdorong maju. Salah satu contohnya terlihat dengan produk aneka kue lebaran hingga paket lebaran yang sarat daya kreativitas.

Pada prinsipnya kreativitas melekat pada individu warga bangsa utamanya kelas menengah, pemerintah sebaiknya berfungsi sebagai fasilitator yang baik. Benih-benih kreativitas masyarakat tidak akan tumbuh subur tanpa disertai dengan penguatan sistem inovasi. Sayangnya sistem inovasi di negeri ini masih belum kondusif dan sulit terserap oleh masyarakat luas. Mestinya hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai lembaga riset bisa dibagikan kepada masyarakat utamanya UMKM. Seperti misalnya riset tentang bahan pangan dan teknologi produksi yang terkait dengan nilai tambah.

Potensi ekonomi Ramadan dan acara mudik lebaran sebaiknya digarap lebih kreatif dan inovatif oleh pemerintah daerah dengan membuat semacam event atau pameran yang mempromosikan produk dan potensi daerahnya. Selain itu juga bisa dilakukan bursa kerja di dalam maupun luar negeri. Karena pada saat Ramadan hingga Idul Fitri biasanya digunakan oleh pencari kerja untuk menggali informasi atau mencari tahu tentang prosedur yang benar menjadi buruh di kota atau menjadi buruh migran.

Spiritual bulan Ramadan dan acara mudik lebaran bisa menjadi momentum emas untuk menunjukkan berbagai macam inovasi daerah yang telah dihasilkan. Pemudik memiliki tujuan spiritual untuk bersilaturahmi dengan kerabat di kampung halaman. Kemudian bernostalgia mendatangi tempat-tempat yang pernah terpaut di hati sembari mencari produk kenangan atau makanan tradisional. Dalam kesempatan seperti inilah bermacam produk lokal menemukan momentum untuk unjuk promosi. Apalagi masing-masing daerah memiliki keunikan produk.

Arus pemudik juga merupakan sarana yang sangat strategis untuk memasarkan produk UMKM. Para pemudik akan kembali ke tempat asalnya dengan membawa buah tangan dari kampungnya. Momen inilah yang harus ditangkap oleh pemerintah daerah dengan membuat pameran produk daerah sepanjang bulan Ramadan hingga Idul Fitri. Selain itu acara diatas juga bisa menjadi forum bagi investor untuk menyeleksi produk-produk unggulan sebagai komoditas ekspor.

Biasanya produk-produk yang menemukan momentum di saat lebaran adalah industri makanan tradisional dan barang kerajinan. Untuk itulah pemerintah daerah mestinya memberikan insentif kepada industri makanan tradisional dan pengrajin berupa tambahan modal dan bahan baku, teknologi pengemasan serta tempat pemasaran yang memadai dalam rangka menyambut Ramadhan. Selain itu, pesona tempat-tempat wisata daerah juga akan banyak dikunjungi. Dengan demikian dibutuhkan kreativitas dan inovasi bagi pengelola obyek wisata. Misalnya dengan menampilkan atraksi dan hal-hal unik.

Kreativitas merupakan kinerja otak kanan dan merupakan produk dari pikiran yang divergen. Kreativitas bukan hanya terpaku dalam aspek seni dan budaya saja. Namun memiliki spektrum yang lebih luas. Dalam situasi persaingan dunia yang sengit sekarang ini diperlukan training untuk lebih mengaktifkan kinerja otak kanan. Yang pada gilirannya bisa menggenjot daya kreativitas masyarakat. Pentingnya penyelarasan pola pikir kreatif masyarakat dalam berbagai disiplin ilmu. Karena pola pikir kreatif selama ini acap-kali diidentikkan dengan desain teknik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline