Lihat ke Halaman Asli

SRI MARYATI

Content writer

Generasi Sandwich

Diperbarui: 8 Agustus 2024   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depositphotos

hayoo lho yang lagi baca artikel ini,

Siapa yang termasuk dalam kategori generasi sandwich? acungkan tangannya, kalau begitu kita sama. *Tos dulu kali ya!

Satu kata untuk kalian para generasi sandwich "kamu hebat" di era gempuran serba sulit sekarang, dimana mencari pekerjaan sulit, kalau pun kerja gaji pas-pasan, belum lagi gaji banyak potongannya, apa-apa semua dipajakin, tahun depan katanya PPN naik menjadi 12%, dan yang terbaru presiden jokowi menetapkan aturan bahwa makanan dan minuman siap saji bakal dikenai bea cukai (*jangan bahas TAPERA katanya ditunda bukan tidak jadi dilaksanakan) jadi jika kita makan di cafe, rumah makan, bahkan jajan di pedagang kaki lima pun akan dikenakan pajak. 

Luar biasa kesulitan yang kita alami di negeri sendiri baik secara financial dan kondisi ekonomi yang semakin rendah tetapi kamu masih bisa memikirkan keluarga, itu adalah suatu hal yang membanggakan menurutku. Bukan karena ingin memuji diri sendiri, tapi kenyataannya banyak orang sekarang, beranggapan generasi sandwich adalah hal yang memalukan atau beban.

Dan kalau bisa orang lain tidak tahu bahwasannya kita adalah generasi sandwich berbeda halnya dengan zaman dulu, ibuku berkata anak yang membiayai keluarganya atau yang menjadi tulang punggung keluarga sesuatu yang sangat membanggakan.

Bukan karena diukur dari segi materi saja, namun kebanyakan orang tua bangga kepada anaknya karena masih mengingat mereka dan para orang tua akan bercerita pada temannya kalau dia berhasil mendidik anaknya dengan baik, selain bisa bertanggung jawab pada diri sendiri juga bisa menjadi anak yang berbakti pada orang tua.

Tidak ada orang tua yang ingin memaksa anak untuk merawat dan membiayai mereka ketika sudah tua, namun itu harus dari kesadaran diri sendiri sebagai anak yang ingin membahagiakan dan berbakti kepada orangtuanya.

jujur, sedih rasanya melihat berita beberapa waktu lalu, sepasang suami istri lansia ditelantarkan ketiga anaknya. anaknya jarang pulang menurut warga sekitar dan saat orang tuanya ditemukan sudah tiada di kediaman mereka, para anak-anaknya pun sulit dihubungi.

Bagiku bentuk bakti kita terhadap orang tua tidak hanya materi, bagi perantau melihat atau menjenguk orang tua dikampung, memberi dan menayakan kabar  menurut kita adalah bakti kecil atau sederhana namun sangat berharga bagi mereka. apalagi sekarang ada smartphone yang mempermudah akses berkomunikasi dan jika ada waktu tolong datang dan lihat orang tua kita.

oke kita balik ke topik utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline