Indonesia sebagai negara berkembang masih tertinggal jauh dalam hal peningkatan kualitas guru. Dari survey yang dikutip oleh Fahruddin (2016) Kualitas guru di Indonesia menempati urutan terakhir dari 14 negara berkembang lainnya. Selain itu, hasil uji kompetensi guru di Indonesia juga masih jauh dari sasaran atau target pemerintah. Nilai rata-rata yang dihasilkan guru masih berada di kisaran 41,5 dengan nilai terendah 1 dari sejumlah 275.768 guru yang mengikuti tes secara nasional
Tim pengabdian Universitas Sebelas Maret dengan anggota dosen dan juga mahasiswa. Dari tim dosen ada Ibu Sri Marmoah, Ibu Hadiyah, Bapak Hasan Mahfud, Ibu Siti Istiyati dan juga dibantu oleh mahasiswa yaitu ada Rita Arfi, Abdul Azis, Ainun Nafisah dan Aulia Yogi Septia. Tim peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk menentukan topik yang tepat untuk pengembangan pengabdian.
Data awal di lapangan tersebut didukung dengan hasil observasi dan wawancara dengan guru-guru di sekolah mitra pengabdian. Tempat pengabdian kegiatan pelatihan yaitu di SDN Purworejo yang terletak di Desa Jeron, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Sekolah ini telah terakreditasi A dan dipimpin oleh Dra. Sajiatmini sebagai kepala sekolah.
"SDN Purworejo sudah menerapkan kurikulum 2013 dengan pelaksanaan enam hari waktu belajar di sekolah. Guru di sekolah ini berjumlah delapan orang dan rombongan belajar sebanyak enam kelas. SDN Purworejo bangunan sudah direnovasi, terdiri dari enam ruang kelas, satu perpustakaan, dan dua ruang sanitasi siswa" Ujar Sujiatmini pada Rabu (7/04/2021)
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik masih kurang aktif mengikuti kegiatan pengembangan profesi, seperti kursus atau lokakarya. Konferensi atau seminar pendidikan dimana guru sebagai presenter juga masih minim diikuti oleh guru.
Dari delapan guru, hanya satu orang yang pernah mengikuti konferensi sebagai pembicara.
Para guru beralasan bahwa mereka tidak memiliki waktu untuk menulis, kurang percaya diri untuk memperesentasikan hasil penelitiannya, rendahnya kemampuan mengoperasikan komputer, adanya anggapan bahwa penelitian hanya digunakan untuk kenaikan golongan bagi PNS saja, kurang menguasai teknik penulisan karya ilmiah, serta terbatasnya kesempatan untuk mengikuti kegiatan konferensi.
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan karya inovasi berupa modul pembelajaran secara berkala. Metode ini meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan konsep modul pembelajaran dan perannya dalam pembelajaran.
Diskusi dan tanya jawab menjadi metode tukar pikiran dan mendapatkan informasi baru bagi para guru selama pelatihan dan pendampingan.
Penugasan dilakukan untuk memberikan tugas terstruktur sesuai rencana awal dan diharapkan memberi manfaat untuk menumbuhkan kebiasaan belajar mandiri, serta melatih guru untuk haus informasi dan terampil mencari sumber belajar sebagai rujukan dalam membuat karya inovasi sederhana terkait dengan perangkat pembelajaran seperti rancangan pembelajaran, bahan ajar, media, LKPD, dan instrument penilaian dan modul pembelajaran.
Peserta pada kegiatan pengabdian ini berjumlah delapan guru dan satu kepala sekolah di SDN Purworejo, Boyolali. Seluruh peserta telah berperan aktif dalam pelaksanaan PKM ini. Peserta akan dibimbing dan dilatih secara berkala hingga dapat membuat perangkat dan modul pembelajaran sesuai dengan tema yang ditetapkan.