Lihat ke Halaman Asli

Sri Lala Musaropah

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi

"Kucumbu Tubuh Indahku", Menyuarakan Keindahan dalam Kesulitan

Diperbarui: 8 Juni 2024   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber: suara.com

Kucumbu Tubuh Indahku: Menyuarakan Keindahan dalam Kesulitan

 

Film "Kucumbu Tubuh Indahku" (Memories of My Body) karya sutradara Garin Nugroho telah berhasil menarik perhatian tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kancah internasional. Dirilis pada tahun 2018, film ini menyajikan kisah yang mendalam dan menyentuh tentang perjalanan hidup seorang penari lengger lanang bernama Juno.

Sinopsis

Kisah "Kucumbu Tubuh Indahku" berpusat pada Juno, seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh ayahnya setelah kematian ibunya. Dalam perjalanan hidupnya yang penuh tantangan, Juno menemukan dunia tari lengger, sebuah tarian tradisional di mana penarinya, meskipun laki-laki, menari dengan gerakan feminin. Melalui perjalanan ini, Juno mengalami dan menyaksikan berbagai bentuk kekerasan, cinta, dan penerimaan dalam masyarakat yang konservatif.

Penghargaan dan Pengakuan Internasional

Film ini tidak hanya mendapatkan pujian dari kritikus lokal, tetapi juga menerima banyak penghargaan di berbagai festival film internasional. Salah satu pencapaian penting adalah ketika "Kucumbu Tubuh Indahku" memenangkan penghargaan dalam kategori Bisato d'Oro Award di Venice Independent Film Critic's 2018. Selain itu, film ini juga diputar di beberapa festival ternama seperti Busan International Film Festival dan Asia Pacific Screen Awards.

Tema dan Pesan

"Kucumbu Tubuh Indahku" adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang identitas, gender, dan tubuh manusia. Garin Nugroho berhasil menampilkan cerita yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga kaya akan makna dan emosi. Film ini menyajikan narasi tentang bagaimana seseorang mencari dan menemukan jati diri mereka di tengah masyarakat yang sering kali tidak menerima perbedaan.

Film ini mengikuti perjalanan hidup Juno, seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh keluarganya dan menemukan pelipur lara serta identitas dirinya dalam seni tari lengger. Tari lengger, yang secara tradisional dimainkan oleh laki-laki dengan gerakan yang feminin, menjadi simbol penting dalam film ini. Tari ini merepresentasikan fluiditas gender dan perlawanan terhadap norma-norma sosial yang kaku dan sering kali membatasi ekspresi individu.

Dalam setiap gerakan tari lengger, Juno menemukan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya di luar batasan gender yang ditetapkan oleh masyarakat. Tari lengger bukan hanya menjadi bentuk seni, tetapi juga medium bagi Juno untuk mendefinisikan dan merayakan identitasnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline