Ini terjadi saat saya yang harus terpaksa berteduh karena kehujanan pada saat perjalanan pulang dari Karanganyar menuju Jumantono. Yaa,,saya berteduh disalah satu ruko disebelah barat pompa bensin Lalung yang sepertinya kosong. Persis disebelah tempat saya berteduh terdapat bengkel yang lumayan besar untuk ukuran di Karanganyar. Kurang lebih setengah jam saya berteduh dan asyik bermain gadget, ada seorang anak muda yang keluar dari bengkel sambil mengendarai motornya,,sambil jalan dia tersenyum dan menyapa, "Pak..", saat itu saya hanya berfikir itu mungkin sesuatu yang biasa, seorang anak muda "sapa aruh" pada orang yang lebih tua.
Sesaat kemudian dia balik dan menghampiri saya serta mempersilahkan saya untuk duduk dikursi yang ada dibengkel, saya turuti.
Saya ngga kenal dia, saat rasa penasaran saya belum terjawab, ada seseorang anak muda juga duduk dibawah yang semula sibuk dengan pekerjaanya langsung berdiri, tersenyum dan mempersilahkan saya duduk. Jujur, yang satu ini saya mengenal wajahnya walaupun lupa namanya..yaa, dia alumni SMKN JUMANTONO, tempat saya mengajar.
Begitu membuka obrolan ternyata benar, dia adalah alumni SMKN Jumantono jurusan TKR. (Tehnik Kendaraan Ringan), alumni 2015..dan yang membuat saya agak kaget, katanya pada saat PKL. dulu pembimbingnya saya...
Namanya Sigit, saya langsung ingat..karena pada saat sekolah dan PKL. dia naik sepeda onthel, yaa pada saat itu dia ngga punya motor.
Jarak dari rumah ke sekolah, kurang lebih 3Km, hampir sama dengan jarak dari rumahnya ke tempat PKL.
Rasa terharu dan bangga saya sebagai tenaga pendidik melihat murid yang sekarang sudah bisa mandiri, diberikan tanggung jawab oleh orang lain untuk mengelola sebuah bengkel yang cukup besar..itu adalah hal yang luar biasa untuk anak seusia dia. Cukup lama kita saling ngbrol, sesekali bercanda tentang memory pada saat sekolah..cita-cita dan rencana kedepan yang akan dilakukan..sungguh menjadi diskusi yang cukup positif dan mengasyikkan.
Trus yang tadi "sapa aruh"??namanya Bayu Inzhagi, yaa dia masih sekolah dan duduk dikelas XII TKR 3, saya memang tidak pernah mengampu kelas itu, makanya saya kurang kenal tapi, Bayu cukup mengenal saya. Ternyata Bayu satu kampung dengan Sigit, saat pandemi ini Bayu mengisi waktu luangnya dengan membantu Sigit bekerja paruh waktu di Bengkel.
Bapaknya sudah meninggal, dan dia melakukan ini semua semata mata ingin membantu meringankan beban ibunya...tentunya dengan tidak meninggalkan kewajiban dia sebagai Pelajar.
Tak mau kalah dengan Sigit, Bayu bercita cita pngin bisa melanjutkan kuliah jurusan Pendidikan Olah Raga tetapi dia juga ingin "nyambi" bekerja, agar bisa membiayai sendiri kuliahnya,,kembali diskusi terjadi lagi dengan Bayu...