Lihat ke Halaman Asli

Sri IndahSeptiani

Kepala Gudang

Urban Farming! Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat Perkotaan

Diperbarui: 10 Juni 2024   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Surabaya - Lahan yang sudah lama tidak digunakan untuk ketahanan pangan di wilayah sekitar. Menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di wilayah Medokan Semampir RW 2, khususnya wilayah RT 05. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, dengan memanfaatkan lahan yang ada untuk selain manfaat ekologi, urban farming dapat dijadikan suatu solusi untuk bercocok tanam di wilayah perkotaan dan juga berdampak positif pada kemandirian pangan dan ekonomi warga. Saat harga di pasaran naik, warga yang terlibat dalam urban farming dapat tetap berhemat karena memiliki tanaman sendiri.

Surabaya merupakan salah satu perkotaan yang menerapkan program urban farming. Urban farming ini sangat bagus untuk diangkat sebagai salah satu solusi untuk ketahanan pangan, karena melalui model ini kita bisa memanfaatkan seoptimal mungkin lahan (dalam hal ini ruang) yang dimiliki setiap masyarakat masyarakat. Lahan untuk berkebun di permukiman padat secara tidak langsung menjadi media penangkap oksigen (O2) guna meningkatkan kualitas lingkungan.

Oleh karena itu, Mahasiswa  17 Agustus 1945 Surabaya yaitu Rio Pratama Putra, Sri Indah Septiani Putri dan Yoga Armatya Priambodo dengan Dosen Pembimbing Moh. Nor Ali Aziz, S.T., M.T. dari Program Kuliah Kerja Nyata berinisiatif melakukan Tindakan Urban Farming Dengan Metode "Wall Garden" Pemanfaatan Lahan Untuk Kegiatan Budidaya Tanaman Sayur Dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Sebagai Solusi Ketahanan  Pangan Serta Mendukung Kesehatan Keluarga RT 5.

Rio Pratama Putra mengatakan, pemanfaatan lahan sempit di perkotaan dengan menggunakan metode wall garden dapat memberikan manfaat pada warga sekitar. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemilihan lokasi dan desain wall garden, jangan lupa untuk memilih lokasi yang mendapatkan sinar matahari cukup. 

Setelah itu tentukan desain wall garden, apakah akan menggunakan kantong, pipa PVC, atau bahan lainnya.Langkah kedua adalah mempersiapkan material dan alat. Langkah ketiga adalah pembuatan struktur wall garden, ingin menggunakan ram dinding besi atau menggunakan pipa PVC. Selanjutnya pasang pipa PVC atau Ram dinding ke dinding yang di kehendaki.

Setelah itu Rio Pratama Putra juga menjelaskan mengenai penyusunan tanah dan proses penanaman, penting untuk di perhatikan mengenai cuaca dan bibit tanaman yang cocok untuk wilayah tersebut. Karena setiap kota memiliki iklim yang berbeda, maka harus diperhatikan apakah bibit yang ditanam sudah sesuai dengan cuaca atau iklim di wilayah tersebut. Karena ini akan mempengaruhi bibit tersebut dapat bertahan lama atau tidak. 

Pilih tanah dan pupuk yang bagus untuk membuat bibit dapat tumbuh secara optimal. Jangan lupa untuk siram tanaman secara teratur. Lakukan monitoring dan evaluasi mengenai penanaman bibit, apakah bibit tersebut bisa berkembang hingga berbuah dan panen atau tidak. Jika bibit dapat berkembang dan berbuah, maka silahkan panen dan konsumsi untuk kebutuhan keluarga anda.

Masyarakat perkotaan mengaggap lahan adalah sebagai bidang horizontal. Pemahaman ini harus dirubah karena lahan tidak hanya diimplementasikan ke dalam bidang horizontal akan tetapi juga bisa memanfaatkan bidang vertikal yang mempunyai fleksibilitas cukup tinggi sebagai lahan yang bisa diolah sebagai lahan produktif di wilayah tersebut. 

Salah satunya dengan menggunakan metode wall garden, yaitu memanfaatkan dinding sebagai lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk bertanam.

Dengan adanya pemanfaatan lahan sempit di perkotaan untuk kegiatan urban farming dengan membudidayakan tanaman sayur dan TOGA yang dilakukan saat ini di wilayah Medokan Semampir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline