Apakah Anda pecinta timnas sepakbola sejati?
Kalau pertanyaan itu ditujukan kepada saya, jawabannya "Pikir pikir dulu...". Jawabannya seperti seorang terdakwa yang mendapat vonis di pengadilan lalu ditanya mau banding atau tidak.
Saya memang harus mikir dulu.
Sebagai WNI yang bertanggung jawab, tentu saya sangat mendukung timnas sepakbola kita. Setiap kali mereka main, untuk level berapapun, saya usahakan untuk menonton.
Mohon diperhatikan baik baik kalimatnya, saya usahakan bukan selalu menonton. Hal itu berarti menyaksikan timnas main itu tergantung usaha saya, bukan sebuah kewajiban mutlak. Jadi, saya kadang bisa nonton namun lebih sering tidak.
Situasi dan kondisi saya seperti ini.
Saya pemakai antena parabola bukan antena biasa. Hal itu berarti siaran TV yang bisa diakses sangat terbatas.
Karena persoalan hak siar, siaran langsung pertandingan sepakbola timnas tidak bisa saya tonton. Bisa sih kalau mau nonton siaran berbayar. Tetapi saya kok eman eman bayar iurannya. Wong untuk bayar Kompasiana premium, yang cuma seharga 4 mangkok bubur ayam saja, saya belum mau. Ini berarti usaha saya menonton timnas main belum sungguh sungguh.
Karena tidak bisa nonton lewat TV, saya usahakan nonton streaming-an. Namun sekali lagi soal uang; belum tentu saya punya pulsa. Pertandingan timnas sering terlewat.
Sebenarnya kalau mau usaha lebih untuk nonton, ya nebeng Wifi tetangga. Tapi malu lah. Kok kayak anak anak kampung yang selonjoran di emperan halaman sebelah karena nebeng internet. Apalagi jika ketahuan sama yang punya Wifi, muka ini mau ditaruh dimana. Nebeng Wifi termasuk tindakan pencurian lho, soalnya itu memakai hak orang lain tanpa ijin.