Lihat ke Halaman Asli

SRI HARTONO

Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Engkong Felix Mengajak Ribut

Diperbarui: 10 Februari 2023   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar tulisan Engkong Felix di Kompasiana 

Kala membaca tulisan kenthir Engkong Felix yang  merisak  admin Kompasiana, saya sering tertawa saja. 

Demikian pula ketika suhu Kompasianer ini berbalas ledekan lewat artikel dan komen dengan Acek Rudy, Prof Pebrianov, Tante Vaksin, Ayah Tuah, Opa Tjip dkk, saya hanya sedikit menimpali. Kalau banyak banyak takut kualat. 

Saat itu saya pikir Engkong Felix hanyalah seorang pensiunan humoris yang kelebihan ilmu. Untuk mengurangi post expert sindrome-nya (ini istilah saya sendiri, maksudnya sindrom yang terjadi karena kepakarannya sudah dipensiunkan), beliau lampiaskan dengan banyak mengganggit artikel humor yang menyinggung kompasianer lain, yang justru membuat senyum mereka tersungging. 

Engkong tak peduli bahwa akibat terlalu banyak menayangkan artikel humor, koleksi artikel utama (AU)-nya tidak nambah nambah. Soalnya sebermutu apapun sebuah tulisan humor, sudah menjadi nasib kompasianer bahwa admin K tidak berniat mengganjarnya sebagai AU. Realita itu menjadi anekdot bahwa Artikel humor yang AU adalah kecelakaan salah pencet sang admin. 

Karena kelihainnya dalam mengolah kata, omelan, kritikan ataupun ledekan itu justru membuat pembaca menjadi. senang, terkecuali tentu saja pihak yang disinggung. 

Masih ingat 'ribut ribut' tentang tulisan 'sampah' dan sistem pemberian K-reward tahun 2020 lalu? Ada dugaan bahwa walaupun tulisan yang dianggit dianggap tidak bermutu oleh Kompasianer lain, namun pendapatan K-reward seorang Kompasianer selalu tinggi. 

Engkong Felix juga turut mengambil bagian dengan tulisan berbasis fakta yang cukup tajam namun tetap santun. Saya merasakan ada ketersinggungan dari pihak yang tertuduh. 

Efek yang ditimbulkan kemudian adalah positif. Sistem pemberian K-reward kemudian diperbaiki sehingga sistem yang sekarang ini dianggap cukup adil dan tak banyak diprotes (kalau protes soal jumlah uang yang diterima Kompasianer sih masih ada saja, He he he..) 

Sebagian penulis yang dirisak malah merasa senang. Selain karena risakannya penuh humor, obyektif, masuk akal serta bermutu tinggi, sang korban justru tambah pintar, terkenal dan banyak yang simpati. 

Mbak Diah dan Mbak Lilik yang puisinya berisi kata kata 'lubang sumur dan punggung kabelnya' ditertawai Engkong Felix, mendapat belaan dan belaian dari suhu lain yaitu Ayah Tuah. Oleh karena itu saya beranggapan bahwa Engkong Felix adalah seorang pembawa blessing in disguise, berkah di tengah risakan yang dialami. Betapa beruntungnya seorang Kompasianer yang dirisak penghuni gang sapi itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline