Saya senang mengkonsumsi buah buahan. Semua jenis buah yang tumbuh di lingkungan kami, termasuk yang dijual di pasar, saya sukai. Salah satu diantaranya adalah buah jambu biji.
Buah berwarna hijau dan memiliki jumlah biji yang banyak ini menjadi kegemaran saya sejak anak anak. Hal itu mungkin terkait dengan masa kecil saya yang penuh 'petualangan'.
Waktu itu saya tidak tahu bahwa jambu biji banyak mengandung nutrisi seperti vitamin, kalium, natrium, zat besi, karbohidrat, bahkan ada juga protein nabati walaupun jumlahnya sedikit. Setahu saya, jambu biji adalah buah buahan yang cukup untuk mengganjal perut jika sedang kelaparan.
Ya, jambu biji adalah solusi jika di rumah tidak ada makanan. Perut keroncongan ini perlu diisi dengan buah buahan yang bisa diambil, lebih tepatnya dicuri.
Pada tahun 80'an di kampung saya masih banyak tanaman buah yang dipelihara di pekarangan rumah. Ada pohon Kelengkeng, mangga, rambutan, pepaya, alpukat, belimbing dan yang paling mudah ditemui adalah jambu biji.
Tanaman jambu biji paling banyak tumbuh karena kita tidak perlu menanamnya secara khusus. Tak disadari, tiba tiba pohon jambu biji sudah ada di halaman. Tanpa dirawat maupun disiram, pohon jambu biji bisa menjadi besar dan berbuah dimana saja asal ada banyak tanah disana.
Dulu jambu biji banyak jenisnya. Dagingnya ada yang berwarna putih, kekuningan dan merah. Saya tidak tahu namanya, kami hanya menggolongkan buah tersebut sesuai warna dagingnya.
Bentuknya juga macam macam. Ada yang kecil sebesar bola bekel, berukuran sedang mirip bola pingpong, serta buah jambu terfavorit yang ukurannya besar seukuran bola tenis.
Jambu yang ukuran sebesar itu agak langka karena jumlah pohonnya hanya sedikit, namanya jambu sukun. Jenis jambu satu ini menjadi istimewa karena dagingnya tebal, bijinya sedikit dan rasanya manis. Pun walaupun masih kecil, jambu sukun sudah enak dimakan.
Seingat saya, di kampung hanya ada satu pohon jambu sukun. Pohon ini menjadi incaran anak anak untuk dicuri. Jarang sekali buahnya ditemui matang karena sudah diambil saat masih berukuran sedang.