Membaca beberapa tulisan K-ners pemerhati politik yang sedang merasa kesepian karena kekurangan pembaca ditambah perasaan dianak tirikan oleh Admin K. Saya jadi kepingin membuat artikel tentang itu. Mereka tampaknya sedang resah, gelisah, menunggu disana, mirip lagunya Obbie Messakh.
Sebagai pecinta Kompasiana yang tidak mau ketinggalan berita politik, ijinkan saya menjadi pengamat amatiran kanal politik Kompasiana.
Jujur, 2 bulan ini saya jarang, bisa disebut malas, mampir ke kanal politik K.
Mengapa?
Karena saya bosan dengan isu dan figur yang angkat.
Bukan karena tulisan atau penulisnya lho ya..
Yang sering wara wiri orangnya itu itu juga; Ganjar, Puan, Pangeran Cikeas, Airlangga dll. Sesekali diselingi celetukan oposisi macam Fadli Son, Refli Harun, Rizal Ramli dkk. Banyak mengkritisi kebijakan pemerintah, tapi karena kurang bahan, akhirnya malah dibully netisen
Isunya pun menurut saya kurang nampol. Ada yang cuma sekedar pansos, ada drama rebutan tahta ketua umum partai, ada pula politikus yang di adu adu (oleh kadernya sendiri?) untuk test the water dll. Isu yang hanya berpengaruh pada lingkungan sekitarnya, tapi bukan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Yang terakhir ramai adalah baliho baliho. Bahkan sampai K pun memilihnya menjadi Topil.. Tetapi apakah baliho memunculkan greget?
Baca saja artikel topil baliho. Isinya cenderung negatif, muak, tidak sensi saat pandemi. Saya sendiri ikutan nulis berjudul 'Baliho Yang Dirindukan' namun isinya ya tetap satir dan sinis.
Kemudian silahkan cari berita berita di medsos. Baliho beserta politikus nya bahan Bulian, meme candaan,tak jarang cacian.