Lihat ke Halaman Asli

Sri Hartati

Lecturer and Researcher

Senja-Malamku

Diperbarui: 20 November 2022   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jingga, semburat indah lembayungmu
Teduh nan merayu sendu warnamu
Entah mengapa,
Aku slalu tenggelam dalam rona bersahajamu memendar surya
Aku pun sadar telah lama tersesat dalam magis mozaikmu yang mempesona

Kau celah pertamaku memasuki lorong gelap kesepian yang tak berujung
Kau jurang paling terjal dimana ku terjatuh di lembah rindu yang tak bertepi
Kau samudera yang ku datangi,
saat lelah kehausan dirundung teriknya padang gersang
Kau pula, embun pagi yang ku harap bertahan
meski aku slalu bangun dari tidur kala mentari telah membakar hari

Selalu engkau... semua tentangmu
Tak peduli kelak kau hanya hadirkan gelap
Tak dirasa walau pekat sajianmu begitu dingin,
jahat membekukan tulang
Tak terdengar jua ocehan dibenak palung suci jiwa terdalam

Apatah logika meski sanubari bergumam bertanya heran
Mengapa aku terus berkisah senja,
Padahal sang fajar dihadapan telah sedia
Dia, yang menebar asa tawarkan pagi terang cahaya
Dia, yang siaga temani semesta menyongsong hari cerah ceria

Aduhai apa gerangan sebabnya??!
Mengapa rela kagum sekejap lalu terhina binasa didera gulita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline