Sumber gambar: merahputih.com
Pernahkah anda mendengar istilah "jamu"?
Ketika kita mendengar kata "jamu", satu hal yang terlintas dalam benak kita adalah ibu-ibu yang menggendong rinjing (bakul yang terbuat dari anyaman bambu) yang didalamnya berisi botol-botol minuman tradisional. Ada, beras kencur, kunyit asam, cabe puyang, gepyokan, sirih kunci, temulawak dan sebagainya. Minuman-minuman tersebut dijajakan keliling kampung oleh si embok jamu. Harganya cukup murah, hanya dengan dua ribu rupiah, kita sudah bisa menikmati segelas jamu beras kencur atau kunyit asam.
Jamu atau djamoe (ejaan lama) berasal dari bahasa jawa kuno yaitu djampi dan oesodo. Djampi berarti penyembuhan dengan ramuan obat-obatan atau doa dan ajian, sedangkan oesodo berarti kesehatan. Jadi jamu dapat diartikan ramuan obat untuk kesehatan.(sumber: ditsmp.kemdikbud.go.id).
Secara sederhana, jamu juga disebut sebagai obat herbal yang diracik menggunakan bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit.
Bahan yang biasanya diracik sebagai bahan dasar pembuatan jamu cukup banyak ada disekitar kita, baik berupa daun, rimpang, akar, batang, buah maupun bunga.
Masyarakat pedesaan umumnya menanam berbagai tanaman obat keluarga (dikenal dengan istilah TOGA), seperti kunyit, jahe, kencur, lempuyang, sirih, kemangi, luntas, pohon katuk, bunga telang, lengkuas, dlingo bawang, pohon iodium, lengkuas dan lain-lain.
Tanaman-tanaman tersebut bisa dijadikan pertolongan pertama ketika seseorang mengalami atau menderita sakit sebelum mendapat pertolongan dari dokter.
Sebagai contoh, ketika seseorang menderita diare ataupun sakit perut, pertolongan pertama adalah minum perasan kunyit dicampur dengan madu. Untuk menggugah selera makan, bisa minum temulawak. Untuk menghilangkan bau badan, bisa minum daun luntas yang ditumbuk ditambah dengan madu, untuk mengobati luka cukup ditetes dengan getah yodium, untuk menghilangkan gatal, cukup mandi dengan rebusan air sirih dan banyak tumbuhan berkhasiat lain disekitar kita.
Untuk menikmati minuman-minuman herbal tersebut, kita bisa membuatnya sendiri maupun membelinya. Bila ingin membuatnya sendiri, caranya cukup mudah. Kebanyakan, cara membuatnya hampir sama, ditumbuk, diperas, kemudian dicampur dengan gula merah atau madu. Dengan mengolah sendiri, tentu saja akan lebih hieginis, lebih murni dan tidak ada keraguan untuk meminumnya karena tentunya menggunakan bahan-bahan pilihan. Selain itu, juga lebih murah tentunya.