Lihat ke Halaman Asli

Sri Endah Mufidah

Guru PAI di Pemkab Blitar

Selektif dalam Membeli Sesuatu? Itu Harus

Diperbarui: 14 Mei 2022   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: blog.skillacademy.com

Setelah berpuasa Ramadhan selama satu bulan penuh, saatnya hari kemenangan tiba. Harapan kita semua, jiwa kembali fitri seperti sebuah lembaran baru. Lembaran yang kan dituliskan hal-hal baru yang lebih baik dan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Idul Fitri sangat identik dengan saling anjangsana, saling maaf dan memaafkan. Tidak ada lagi dendam, tak ada lagi dosa.

Semua orang dibuat sibuk untuk menyambut hari kemenangan, meskipun kadang, esensi dari hari kemenangan itu sendiri seakan sedikit bergeser.

Menyiapkan segala sesuatu, mulai dari kue-kue lebaran untuk menyambut tamu, aneka jamuan makan untuk para tamu, rumah yang teduh serta nyaman supaya  terkesan adem serta tidak "malu-maluin", baju baru untuk bersilaturahmi, angpao/THR untuk anak-anak kecil yang bersilaturahmi dan lain-lain.

Istimewanya lagi, libur hari raya Idul Fitri identik dengan libur yang panjang, ada cuti bersama dalam rangkaian hari libur ini dan tentu saja hal  ini memberi kesempatan bagi para pekerja yang bekerja di kota untuk mudik ke kampung halaman demi menghabiskan liburannya serta saat yang tepat untuk sungkem kepada orang tua.

Tapi, saat ini, libur hari raya tlah usai. Sekarang bagi para pelajar dan mahasiswa sudah waktunya kembali ke sekolah dan ke kampus, bagi para pekerja saatnya kembali bekerja dan beraktifitas seperti sebelumnya, meskipun euphoria lebaran belum benar-benar hilang, karena sebagian daerah masih ada yang mendapatkan perpanjangan liburan dan bahkan ada yang menerapkan Work From Home (WFH).

Hari raya memberikan kesan yang mendalam terutama bagi anak-anak, karena sebagian besar akan mendapatkan sangu atau THR pada moment hari lebaran tersebut.

Sudah menjadi sebuah rahasia umum, jika anak-anak  sangat bahagia dan antusias apabila lebaran tiba. Makna hari kemenangan rupanya betul-betul merasuk ke dalam jiwa mereka.

Anak-anak akan dengan bangganya membeli berbagai ragam barang menggunakan "uang mereka sendiri". Ada yang digunakan untuk membeli jajanan kesukaan mereka, mainan, atau bahkan ada yang dengan senang hati ingin menabung uang yang mereka miliki.

Sebagai orang tua, meskipun tidak berhak campur tangan dengan keinginan apa yang hendak dipenuhi oleh anak-anak, dengan menggunakan uang milik mereka sendiri, tapi seyogyanya sebagai orang tua bisa mengarahkan barang apa saja yang layak dibeli atau tidak layak untuk dibeli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline