Lihat ke Halaman Asli

Sri Endah Mufidah

Guru PAI di Pemkab Blitar

Antara Stunting dan Obesitas, Satu Bentuk Ketimpangan Gizi di Negeri Ini

Diperbarui: 26 Januari 2022   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://rsudmangusada.badungkab.go.id/

Stunting dan obesitas adalah dua kata yang syarat dengan perbedaan yang mendalam. Disatu sisi, menunjukkan satu gejala kekurangan, sedang disisi lain, menunjukkan satu gejala yang kelebihan. Bagaimana perbedaan pengertian antara keduanya? Yuk, kita simak bersama-sama!

Pengertian stunting

Bagi semua ibu dari seorang balita, tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah stunting. Intinya,  stunting adalah satu kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek dan lebih kecil dibanding teman-teman seusianya dan penyebab utamanya adalah karena kekurangan nutrisi. 

Stunting ditandai dengan ketika tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan usianya. Banyak orang yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diketahui bahwa anak yang pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.

Penyebab stunting

Bayi atau anak kecil yang mengalami stunting biasanya disebabkan beberapa faktor, antara lain bayi lahir prematur (belum waktunya), asupan gizi yang buruk, menderita suatu penyakit serta memiliki berat badan lahir yang rendah. 

Kondisi kurangnya asupan gizi ini tidak hanya setelah bayi lahir saja, akan tetapi dimulai sejak bayi masih dalam kandungan. Artinya, asupan gizi ibu tersebut kurang ketika masih mengandung jabang bayi.

Secara garis besar penyebab terjadinya stunting pada anak adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya asupan gizi bagi ibu selama hamil. WHO menyatakan bahwa, 20% penyebab stunting adalah karena kurangnya asupan gizi saat bayi masih dalam kandungan. Hal itu terjadi karena asupan gizi ibu hamil kurang sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.

2. Kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena makanan balita sebelum usia 2 tahun tidak terpenuhi atau kurang terpenuhi, seperti tidak diberi ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif serta Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang kurang berkualitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline