Lihat ke Halaman Asli

Srielen Pomulu

Habis Tinta

Tidak Diberi Judul

Diperbarui: 2 November 2022   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah mengomel panjang lebar di salah satu fitur perekam suara teleponku, aku memutuskan untuk menulis beberapa luka.

Menjadi manusia yang sulit berbicara dengan manusia lain tentang kepahitannya adalah hal yang cukup aneh.

Setiap hari, aku menampung kepahitan-kepahitan banyak orang, dan kepahitanku sendiri.

Entah kenapa sulit rasanya jika harus berbagi kepahitan dengan orang lain, meskipun terbilang aneh, aku justru banyak membagikan kepahitan-kepahitanku dengan fitur perekam suara teleponku.

Jika dicek, notes dan fitur rekam suara adalah hal yang selalu terpakai di teleponku, mereka seakan-akan menjadi teman yang baik, karena memang aku hanya ingin didengar, tanpa perlu ada suara lagi selesai aku bicara.

Bukan tidak percaya dan tidak mau berbagi dengan orang lain, hanya saja aku tidak ingin melihat ekspresi apapun setelah menceritan hal-hal rumit di dalam kepala.

November membuat aku kembali mengingat laman kompasianaku yang makin berdebu karena lama ditinggalkan.

Entah kenapa, aku merasakan banyak hal yang berubah pada diriku, banyak hal yang sengaja ingin aku lewati begitu saja tanpa peduli.

Meskipun begitu, aku memahami akan ada luka-luka baru yang menanti untuk aku pulihkan sendiri.

Entahlah, paragraf demi paragraf semakin ke sini, semakin tidak nyambung.

Aku hanya ingin menulis apapun yang hinggap tanpa aturan-aturan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline