Lihat ke Halaman Asli

Sri DwiAnggreini

Guru Tk di TK Negeri Satu Atap Pandansari

Pengaruh Permainan Matematika bagi Perkembangan Anak Usia Dini

Diperbarui: 10 Desember 2022   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Matematika merupakan bahasa artifisial  yang dikembangkan untuk menjawab  kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah dan matematika hanya akan mempunyai arti jika  terdapat hubungan pola, bentuk dan struktur. Matematika merupak salah satu ide atau konsep abstrak yan tersusun secara hirarkis melalui penalara yang bersifat deduktif. Salah satu pengenalan matematika pada anak usia dini adalah dengan menerapkan konsep permainan matematika.

            Permainan matematika pada anak usia dini merupakan  kegiatan belajar mengenai konsep matematika melalui aktivitas belajar dengan media permainan dalam kehidupan sehari-hari dan besifat alamiah. Dengan permainan matematika akan mengembangkan kemampuan berfikir logis pada anak, meningkatkan kemampuan berhitung, memahami konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan urutan suatu peristiwa, dapat melakukan aktifitas melalui daya abstraksi dan dapat meiningkatkan kreatifitas seorang anak.

            Menurut Sujiono dkk (2017), beljar matematika akan mampu megembangkan beberapa aspek kemampuan pada anak seperti , kemampuan sosial, emosional, kreativitas, fisik dan tentu akan mempegaruhi kemampuan kognitif anak. Melalui kegiatan beajar sambil menerapkan  matematika, secara tidak langsung akan membuat anak belajar banyak hal seperti, anak akan memiliki ketrampilan berpikir secara sistematis.

            Matematika dapat mengembangkan rasa percaya diri pada anak. Percaya diri akan tumbuh pada diri anak ketika mereka bertindak berdasarkan ide yang dimiliki anak dan mengeksplor matematika tanpa takut gagal. Selain itu matematika akan mengajarkan anak tentang makan berbagi dan bekerja sama. Pada saat bekerjasama mereka akan berdiskusi supaya pembagiannya sama rata.seperti pada saat mereka berbagi permainan tanah liat, mereka akan membagi tanah liat tersebut sebanyak anggota kelompoknya.

            Selama ini banyak anak yang menganggap matematika itu sebagai momok. Hal ini mungkin karena ucapan orang-orang di sekitarnya yang sealu mengatakan bahwa matematika itu merupakan peajaran yang sulit. Maka dari itu sebagai orang tuadan guru harus mampu menciptakan suasana belajar matematika yang menyennagkan. Ada beberapa cara yang dpat dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar matematika yang meneynagkan yaiu :

  • Ciptkan lingkungan yang nyaman, baik dan mendukung
  • Tersedianya bahan-bahan atau alat yang dapat mendorong anak untuk melakukan kegiatan bermain matematika
  • Terbukanya kesempatan untuk bereksplorasi dan bermain dengan bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline