Sepertinya November menjadi titik awal di mulai nya musim hujan. Dibuktikan sejak tanggal 2 sampai 4 November 2022 hujan deras terus mengguyur beberapa kota di Indonesia terutama Provinsi Aceh, yang rawan bencana, wilayah yang terdampak tidak hanya satu namun hampir keseluruhan Kecamatan di Wilayah Aceh termasuk tempat dimana saya tinggal yaitu Kabupaten Aceh Selatan. Kecamatan Trumon Timur dan 2 Kecamatan lainnya yaitu Trumon Tengah dan Trumon Dalam serta 9 Desa di Kecamatan tersebut.
Akibat hujan deras tersebut warga pun berbondong-bondong untuk mengungsi
Karena air terus meluap sehingga menyebabkan banjir yang begitu dahsyat. Volume air diperkirakan mencapai 20-200 centimeter atau hampir sedada orang dewasa dan informasi tersebut berdasarkan data yang di rilis oleh salah satu anggota BPBD yang sempat saya wawancarai namun sayang belum sempat menanyakan nama Bapak tersebut.
Dan jujur ini baru pertama kalinya saya menyaksikan dan merasakan nya langsung Banjir yang begitu tinggi hingga menenggelamkan banyak Gampong di Kabupaten Aceh. Dan saya sedikit penasaran meskipun baru beberapa bulan saya tinggal di wilayah Aceh namun tidak untuk menetap. Karena jika dilihat secara kasat mata di Aceh sendiri masih banyak beragam jenis pepohonan serta hutan lindung yang masih dijaga kelestariannya oleh pemerintah setempat sebagai bentuk dalam melestarikan lingkungan alam. Namun nyatanya pepohonan tersebut tidak mampu menopang deras nya debit air yang berasal oleh Banjir kiriman dari Aceh Tenggara ke sungai Lea Soraya yang bermuara di Aceh Selatan dan Singkil.
Musibah ini membuat perjalanan saya begitu berkesan namun juga menegangkan. Iya bagaimana tidak jika dulu saya hanya melihat dan mendengar nya hanya melalui televisi dan Radio namun sekarang saya benar-benar mengalami langsung berjalan hingga 1 kilometer dengan melawan arus yang begitu derasnya hampir membuat nafas saya terasa habis.
Awalnya saya dan keluarga memilih bertahan di rumah selama hampir 3 hari dengan masak di tengah deras nya air yang masuk sampai kerumah, tidur di atas air meskipun saya tahu itu berbahaya sebab jika kami terbawa arus bisa saja nyawa kami melayang, namun apa boleh buat hal tersebut tetap kami lakukan untuk dapat mengisi perut.