Lihat ke Halaman Asli

Sri defi Sintya ulfa

Wish you good health

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Mengadakan Pelatihan Menulis Aksara Jawa kepada Anak-anak

Diperbarui: 19 Februari 2021   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

GROBOGAN – Mahasiswa UIN Walisongo Semarang mengadakan pelatihan menulis Aksara Jawa pada Jum’at (13/02/2021).

Di era sekarang ini banyak dari kita khususnya orang jawa yang tidak bisa atau bahkan lupa dengan aksara jawa. Aksara Jawa yaitu salah satu aksara yang berkembang di pulau jawa. Maka dari itu mahasiswa UIN Walisongo mengadakan pelatihan aksara jawa di rumah mahasiswa tersebut, di Desa Karanggeneng, Godong, grobogan.

 Menurut Tasya (9) di kelasnya sudah ada pelajaran aksara jawa dalam mata pelajaran Bahasa jawa, akan tetapi karena situasi pandemi seperti sekarang ini yang mewajibkan semua murid harus belajar di rumah, maka untuk pelajaran aksara jawa ia-pun tidak bisa memahaminya, “saya dan azka (9) satu kelas, tapi kita tidak di ajari bagaimana menulis dan membaca aksara jawa karena sekolah online dan guru-pun tidak mengajarinya lewat grup kelas” tutur Tasya. Ada sekitar 5 anak yang mengikuti pelatihan, dintaranya Tasya (9), Azka (9), Azzam (11), Citra (11), dan Ivan (12).

 Ivan (12) mudah memahami aksara jawa karena di kelas sebelumnya ia juga sudah diajarai, apalagi sejak masih duduk dikelas 3 SD. Akan tetapi ia juga menemukan kesulitan dalam belajar aksara jawa karena baginya karakter aksra yang rumit dan juga masih terdapat beberapa pasangan ketika menulis aksara jawa.

 Di zaman sekarang ini dan keadaan yang seperti ini anak-anak terlalu sibuk dengan gadget mereka sampai terkadang lupa akan tugas mereka sebagai siswa yang harus belajar. sepeti budaya kita salah satunya aksara jawa, bahkan anak remaja sekalipun lupa dengan aksara jawa padahal pelajaran di sekolah masih diajarkan sampai jenjang SMA.

 “Aksara jawa sangat susah, beberapa aksara ada yang mudah seperti “pa”, “ya”, “ra”, “ga”, dan yang paling susah adalah aksara “tha”, “da”, “ca”, dan kita lebih sering menulis menggunakan latin daripada penulisan aksara jawa”, ungkap anak-anak. Akan tetapi meskipun sulit bagi mereka dan tidak terlalu familiar dengan itu, mereka sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut sampai mereka juga bisa menulis aksara dengan baik dan bisa membacanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline