Lihat ke Halaman Asli

Cinta Terlarang Part. 2

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menceritakan kejadian itu kepada sahabatku, Digta. “hhmmppttt…. Sepertinya…..” katanya… “sepertinya apa??” tanyaku. Dia langsung menjawab “sepertinya dia suka ma loe. Hehehe”. “ahh… masa sih??  Tapi, sebenernya gw juga ada pemikiran kayak gitu sih. Ahhh… bentar kita lihat lah. Klo dia gitu lagi kayak tadi siang, berarti dia emang suka ma gw” jawabku dengan nada menantang dan pede.

Waktu istirahat tiba, kejadian itu terulang kembali di depan mading sekolah. Tetapi, hal ini lebih menakjubkan dari pada kemarin. Dia mendatangiku. “kamu khan yang namanya Candra?” tanyanya…. “I I I ya…. Iya… aku candra” jawabku gugup tersipu malu. Setelah itu dia senyum kepadaku dan langsung pergi begitu saja… “oh tuhan, kemaren dia senyum-senyum ma gw, hari ini dia datengin gw dan nanya ma gw, klo besog udah kayak gimana yah?? Mudah-mudahan lebih dari ini” permohonanku kepada tuhan di dalam hati yang riang.

Ke esokan harinya, aku menunggunya dan sedikt berharap kalau dia mendatangiku lagi. Tetapi, hari itu ia tak datang ke sekolah. Menurut informasi dari temannya, ia meminta izin sehari. Di dalam kelas, Digta sahabatku bertanya “hey broo… napa loe?? Koq muka loe suntuk banget?”. “sinta nggak datang ke sekolah hari ini, katanya dia izin sehari” jawabku. “ye… dia kan cuman izin sehari doank. Tenang aja bro, besok loe bisa ketemuan ma dia lagi, kali.” Katanya yang menyemangati aku. Aku bersemangat kembali karena Digta sudah men-transfer semangatnya yang nggak pernah surut di tiap harinya padaku.

Sepulang sekolah, di depan rumahku, aku melihat sesosok wanita yang tidak asing menurutku. Aku mendekati wanita misterius itu. Dan ternyata wanita itu adalah Sinta, wanita pujaanku. Hatiku bertanya-tanya dan sungguh bingung, walaupun bingung ada rasa seneng sedikit karena mungkin dia ke sini ingin ketemu denganku, tetapi hati terus bertanya, mengapa ia berada di rumahku?. “loh… koq kamu ada di sini sih??” tanyaku. “ehh… kmu udah pulang yah?.” Ujarnya. Dari dalam rumah, keluarlah sosok tinggi dan berkulit putih, yaitu dodi, kakakku. Dodi bertanya “ohh…. Cand, lo udah kenal ma sinta?”. Aku menjawab “iyya. Dia ini temen gw”. Dodi berkata lagi “bagus lah klo gitu. Jadi lo udah bisa lebih dekat lagi ma calon kakak ipar kamu”. Aku tidak mengerti dengan maksud dodi. “kakak ipar?? Maksudnya??” tanyaku… “iya… Sinta ini pacar gw. Semenjak dia pindah ke Jakarta, gw suruh aja dia sekolah di sekolah lo, tapi gw nyuruh sinta nggak bilang-bilang ma lo, supaya jadi surprise gitu deh” jawabnya. Saat mendengar itu, hatiku sakit seperti hancur berkeping-keping rasanya, aku tidak bisa bernapas, sesak rasanya, seperti di peluk tyson. Ternyata wanita pujaanku ini, sudah menjadi punya orang lain yang aku sungguh kenal baik, yaitu kakakku sendiri. Aku begitu kaget dan merasa masih tak percaya dengan kejadian ini. Sungguh sakit, sungguh sakit. Mungkin cintaku kepada Sinta adalah Cinta Terlarang.

THE END




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline