Lihat ke Halaman Asli

Budaya Menjelang Kenaikan Harga BBM

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1371838920702812351

Surabaya - Jum'at malam antri BBM tak seperti biasanya terjadi di SPBU sekitar kampus ITS Surabaya, SPBU Arif Rahman Hakim dan SPBU Mulyosari. BBM berjenis premium dan BBM berjenis solar diburu para pengguna kendaraan bermotor menjelang kenaikan harga BBM dini hari nanti. Antrian tidak hanya terjadi pada motor saja namun juga mobil dan truk. Antri BBM ini diperkirakan terjadi di semua SPBU yang ada. Hal seperti itu sudah menjadi budaya bagi masyarakat setempat saat menjelang kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM jenis premium yang semula Rp. 4.500 per liter menjadi Rp. 6.500 per liter, sedang BBM jenis solar semula Rp. 4.500 per liter menjadi Rp. 5.500 per liternya. Kebijakan ini memiliki banyak dampak, antara lain banyaknya aksi yang dilakukan oleh masyarakat dan juga mahasiswa, banyak terjadi demo, banyak terjadi perusakan fasilitas umum, dan lain sebagainya.

Dikarenakan kepadatan para pengguna BBM semenjak siang tadi, pihak kepolisianpun menurunkan anggotannya untuk berjaga disetiap SPBU untuk menjaga ketertiban. Apalagi disaat seperti ini sering kali terjadi kecurangan dengan melakukan penimbunan BBM. "Untuk menjaga ketertiban saja mas", kata salah satu pihak berwajib yang sedang menertibkan keadaan. Kenaikan BBM memang menjadi pro dan kontra bagi seluruh kalangan. Bagi Faisal, salah satu mahasiswa ITS pengguna BBM jenis premium asal Banyuwangi  ini rela antri demi mendapatkan BBM dengan harga lama. " ya kalau saya rela antri seperti ini biar dapat harga murah, kan besok harga BBM sudah naik ", ujar Faisal yang sedang antri BBM. Kenaikan harga BBM ini menurut Faisal sangat memberatkan, apalagi dia juga seorang mahasiswa yang belum berpenghasilan. " Kenaikan BBM ini sangat memberatkan saya mas, apalagi saya mahasiswa dan nanti pasti harga sembako pun juga akan ikut naik mas ", keluh Faisal. Memang benar kenaikan harga BBM ini memberatkan masyarakat, namun disisi lain melihat kondisi negara yang hutangnya semakin bertambah maka kenaikan itu harga BBM itu menjadi perlu.

1371838974929308584

Ditengah antrian, tak henti-hentinya truk pembawa BBM ini mengisi stok di SPBU Arif Rahman Hakim dan SPBU Mulyosari. Truk ini disiapkan khusus untuk memenuhi kebutuhan BBM yang membeludak ketika saat seperti ini. Menjelang tengah malam antrian BBM di kedua SPBU ini tak kunjung sepi. Memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mendapatkan harga BBM lama adalah budaya masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum tau akan alasan kenaikan BBM ini. Kebanyakan mereka hanya tau dalam satu sisi saja. Disini masih banyak terjadi kesalah fahaman tentang permasalahan yang dihadapi. Seharusnya pro dan kontra akan kenaikan harga BBM ini dapat diatasi. Karena sebenarnya kebijakan yang dilakukan pemerintahpun pasti beralasan kuat. Jika pemahaman masyarakat tentang alasan pemerintah serta pengertian pemerintah tentang keadaan masyarakat dapat disinkronkan, maka hal-hal negatif tidak akan terjadi di negara ini sehingga kerugian yang dialami oleh seluruh pihakpun dapat diatasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline