Lihat ke Halaman Asli

Sri AryatiJanuwardani

Mahasiswa Universitas diponegoro

KKN UNDIP : Pemanfaatan Daun Mint sebagai Shampo Herbal Anti Ketombe Warga Dusun Sikunang, Wonosobo

Diperbarui: 27 Februari 2022   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

WONOSOBO- Rabu (24/11) Mahasiswa KKN UNDIP di Dusun Sikunang, Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo memperkenalkan sampo herbal dari daun mint kepada para warga sebagai solusi pemanfaatan daun mint. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar warga Dusun Sikunang tidak mengolah daun mint menjadi produk dan bahkan lebih banyak dibuang atau dibiarkan begitu saja. Namun, selama ini pengolahan terbesar daun mintsaja, kebanyakan daun mint hanya dikonsumsi dengan cara disayur.

Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip, Sri Aryati yang berasal dari jurusan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi, dengan dosen pembimbing Bapak Fahmi Arifan, S.T.,M.Eng., dan Bapak Ir. R. TD. Wisnu Broto, M.T., mencoba membuat produk dengan memanfatkan daun mint sebagai sampo herbal guna pengoptimalan potensi desa khususnya tanaman mint.

"Jadi kebanyakan daun mint yang ada di Dusun Sikunang tumbuh liar atau tidak di tanam, daun mint yang dikumpulkan nantinya dikeringkan terlebih dahulu untuk nanti diseduh dan menjadi teh daun mint, setelah itu baru diolah menjadi shampo. Disisi lain daun mint kaya akan manfaat, terutama untuk rambut atau kepala. Sehingga perlu pemanfaatan lebih pada daun mint agar mempunyai nilai jual yang tinggi" ujar Sri Aryati, mahasiswa KKN UNDIP Dusun Sikunang.

Selain itu dengan dikeringkan dan diolah menjadi teh terlebih dahulu, sampo herbal dari daun mint yang dihasilkan akan lebih bersih karena sudah tidak mengandung serat daun mint atau serbuk dari daun mint yang akan mempengaruhi produk.

Proses pembuatan sampo herbal ini juga terbilang mudah, bahan yang digunakan yaitu daun mint, air, lidah buaya, madu. Pembuatan dilakukan dengan pencucian dan pemilahan daun mint, lalu dikeringkan dengan oven, setelah itu air seduhan daun mint dicampurkan dengan lidah buaya, dan madu dengan cara diblender. Selanjutnya sampo sudah dapat digunakan.

"Diharapkan dengan adanya pelatihan dan sosialisasi ini warga Dusun Sikunang dapat mengolah daun mint menjadi sampo herbal untuk mencegah ketombe serta dapat mempunyai nilai jual yang tinggi agar dapat meningkatkan perekonomian di Desa Sikunang," ujar Sri Aryati, mahasiswa KKN UNDIP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline