Lihat ke Halaman Asli

[3] Di Balik Pintu Kematian: Pekik Keramaian

Diperbarui: 14 Desember 2024   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sri NurAminah (Oktober, 2023)

Himeko kehilangan Bola Emerald yang dipercayakan oleh Wolfram. Apa yang harus dilakukannya jika bola ajaib itu lenyap karena kelalaiannya?

SETELAH kebingungan kiri kanan, Himeko memejamkan mata pasrah. Dia tidak mampu mencari kemana hilangnya Bola Emerald. Jemarinya refleks meraba saku celananya, ternyata Bola Emerald itu masih berada di dalamnya. Himeko mendengus penuh rasa syukur. Segera diangkatnya bola ajaib itu dan diperhatikannya dengan seksama. Sebelumnya Himeko hanya menahu legenda  Bola Emerald dari cerita ayahnya namun belum pernah melihat performa seutuhnya. Diperhatikannya Bola Emerald yang kini berada dalam genggaman tangannya. Dia merasa bagaikan bermimpi, memegang Bola Emerald dengan telapak tangannya. Bola ajaib itu berukuran seperti bola kasti dan berwarna hijau zamrud. Di bagian dalamnya terdapat ukiran naga bercahaya dalam kegelapan. Tiba-tiba terdengar sebuah suara bariton keluar dari Bola Emerald.

"Setelah kesehatanmu pulih, kamu datangi istana Zarek Nocturne. Katakan pada pengawalnya, kamu menantang duel Zarek Nocturne seperti yang telah kamu lakukan di masa lalu bersama Wolfram. Jika Zarek Nocturne telah mati, bakarlah jasadnya dengan memakai cahaya suci Bola Emerald dan buang abunya dari atas pegunungan. Dia tidak dapat dibangkitkan lagi dengan ritual apapun."

“Baiklah, aku bersedia melaksanakan titahmu. Bagaimana dengan kesehatanku? dadaku terasa sangat sesak. Kata Margo Augusta, tampaknya aku menderita luka dalam yang dapat memendekkan umurku,” Himeko berbisik pada Bola Emerald.

“Kamu rendam Bola Emerald ini ke dalam segelas air. Minumlah airnya dan sapukan sisa airnya ke semua luka yang ada di badanmu. Saat dinihari menjelang, kesehatanmu pulih seperti sediakala.”

Himeko tersenyum senang. Dia segera melakukan titah itu dan  meminum air rendaman Bola Emerald. Himeko merasakan sensasi luar biasa  dan sangat segar karenanya. Pagi hari, penuh rasa kesal Margo Augusta membawakan sarapan berupa talas rebus, semangkuk kaldu ayam bercampur lada bubuk. Dihempaskannya baki berisi makanan di atas meja dekat dipan Himeko sehingga sendoknya jatuh ke lantai.

“Kamu telah membuatku repot pagi ini karena melayanimu,” wajah dingin Margo menelisik Himeko yang memandangnya sambil mengucapkan terima kasih.

“Setelah sarapan aku akan pulang ke rumah orang tuaku. Aku juga tidak ingin menimbulkan kekacauan terlalu lama berada di rumah ini.”

“Aku rasa itu pilihan terbaik untukmu,” Margo Augusta menendang sendok di lantai dan segera meninggalkan Himeko. Gadis itu memakan sarapannya memakai tangan. Dia merasa sangat bugar setelah semalam meminum ramuan dari Bola Emerald.

            Selesai sarapan, Himeko segera menuju ke ruang tamu. Dia melihat Mr. Augusta sedang bercakap-cakap dengan istrinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline