Lihat ke Halaman Asli

Netra dari Terminal Bis

Diperbarui: 12 September 2024   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bis menuju Oosterbeek, The Netherlands (Sri NurAminah, 2015)

Sierra ditakdirkan lahir dalam kegelapan sejak 19 tahun lalu. Selama ini dia tidak pernah menahu tentang indahnya warna langit saat senja atau awan kelabu yang membawa air hujan. Sierra hanya merasakan bebauan bunga dan tidak dapat melihat kemolekannya. Teman sejati Sierra adalah biola yang mampu mengalunkan musik pelipur lara, namun cinta mulai menerpa Sierra  saat seorang preman terminal hadir mengisi hari-harinya dengan penuh optimisme.  Sierra mengenal Leone saat lelaki itu menolong sang gadis yang diganggu oleh beberapa orang anak jalanan. Pak Mat, sopir ayah Sierra terlambat menjemput ke tempat les biola karena mobilnya tiba-tiba mogok di jalan. Gedung tempat Sierra belajar telah lama tutup karena hari sudah menjelang magrib. Sierra sedang berdiri di halte depan gedung saat lewat rombongan pengganggu itu. Sierra mendengar suara ejekan dibarengi tawa menyeramkan berada di sekelilingnya. Bau minuman keras memenuhi udara dan sebuah tangan kasar tiba-tiba mengelus kepala Sierra. Gadis tuna netra itu jejeritan tidak karuan, berharap ada yang datang menolong saat dia merasakan sepasang tangan kekar meremas bahu mungilnya. Tanpa diduga, terdengar suara bentakan dan sebuah tangan lelaki merengkuh tubuh Sierra ke dalam pelukannya. Lelaki asing itu menghalau kelompok anak jalanan yang berniat jahat kepada sang gadis. Mereka tidak sempat mengobrol karena Pak Mat telah datang menjemput Sierra. Lelaki malaikat itu menyebut namanya Leone dan dia berjanji akan kembali menemui Sierra di depan halte ini.

Leone datang membawa keceriaan dan dia sangat pandai menghibur hati Sierra. Hari-hari sang gadis menjadi lebih berwarna karena kehadirannya. Entah mengapa perlahan dirasakannya sesuatu yang lain jika Sierra bertemu dengan Leone. Apakah ini yang dinamakan cinta pertama?

"Suatu saat engkau akan menikmati cahaya yang kamu rindukan, Sierra," suara bariton Leone menyapa telinga sang gadis.

"Kapan mimpi itu jadi kenyataan? Aku lelah menunggu, namun aku sangat bahagia kamu selalu ada bersamaku," suara manja Sierra mendesah di telinga Leone. Lelaki preman itu mendehem dan merengkuh Sierra ke dalam pelukannya.

Akhirnya Sierra mendapat kabar baik. Dokter yang merawatnya telah menemukan donor yang pas untuk mata Sierra. Gadis itu sangat gembira dan ingin mengabarkannya pada Leone. Namun lelaki itu tidak pernah lagi datang menemuinya di tempat les biola. Tibalah hari operasi yang berjalan mulus. Beberapa hari berikutnya, perban mata Sierra dibuka oleh Dokter. Perlahan-lahan dirasakannya matanya perih dan silau saat kilatan cahaya mendera ke dalam bola matanya. Sierra sangat terpukau melihat indahnya langit biru dan bebungaan yang mekar dari balik jendela rumah sakit. Dokter sangat bahagia melihat progress Sierra. Tiba-tiba jantung Sierra berdebar sangat kencang, disebutnya nama Leone, kekasihnya.

"Olive, kamu ke sini sekarang dan bawakan kotak biolaku," Sierra menelpon pengasuhnya untuk segera datang ke rumah sakit. Rasa rindu kepada Leone membuat Sierra ingin sekali memainkan lagu-lagu favorit mereka. Dadanya terus berdebar, menahan rindu puluhan purnama untuk segera melihat wajah lelaki yang dicintainya.

Saat Olive tiba membawa kotak biola, segera dibuka penguncinya. Dia meraba pocket rahasia yang berada di dasar kotak, jemarinya sibuk mencari sesuatu. Bibirnya tersenyum saat melihat barang yang dicarinya.

"Kamu bacakan isi surat ini."

Olive memandangnya bingung, namun dia patuh melakukan perintah Sierra. Dibukanya lembaran kertas kumal berwarna coklat berisi tulisan acak-acakan nyaris tidak terbaca.

"Sierra Sayang, jika engkau membaca surat ini, aku telah berada sangat jauh darimu. Kamu tidak perlu kuatir Sayang, aku baik-baik saja. Semoga engkau berbahagia menikmati keindahan cahaya dan warna warni kesukaanmu. Salam penuh cinta, Leone."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline