Lihat ke Halaman Asli

Blau Kucing Setia

Diperbarui: 4 Juli 2024   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://drive.google.com/file/d/1Q-HLlLRGw4B8lXRYm5hM9za59ePFNYyX/view?usp=sharing

Blau adalah seekor kucing betina berbulu putih milik Mak Saripah. Dinamakan Blau karena sepasang bola matanya berwarna biru mirip permata safir. Sehari-hari Mak Saripah menjual kue di pasar Kampung Duri. Kue tradisional yang dijualnya murah dan nikmat rasanya. Perempuan tua sebatang kara ini mengolah adonan kue sepenuh cinta dan tidak mengurangi takaran bahannya. Setiap hari Mak Saripah berjalan kaki ke pasar ditemani Blau  mengikut di belakang.

Setelah melayani pembeli kue, Mak Saripah merasakan kepalanya sakit dan dia jatuh di dekat tungku. Blau yang duduk di ambang pintu segera menghampiri dan menjilat wajah perempuan tua itu, berharap majikannya segera siuman. Melihat tidak ada reaksi, Blau berlari menuju kios Rosma, perempuan ramah penjual bumbu masak. Blau menggigit ujung gaun Rosma yang sedang makan siang. Semua penghuni pasar mengenal Blau sebagai kucingnya Mak Saripah. Di antara semua kios penjual, Blau paling suka berkunjung  ke tempat Rosma.

"Kamu kenapa Blau? Mana Mak Saripah?" Rosma heran melihat kelakuan Blau. Matanya berkeliling mencari sosok perempuan tua pemilik kucing di hadapannya. Blau terus menarik ujung gaun Rosma. Sadar usahanya tidak berhasil, Blau berlari menuju ke pintu, seakan mengajak Rosma ikut dengannya. Rosma tanggap dengan keanehan Blau dan menyelesaikan suapan terakhirnya. Dia mencuci tangan dan mengelapnya di celemek yang dipakainya. Perempuan berkerudung itu segera menyeberang ke kios Mak Saripah.

"Astagafirullah Mak," Rosma terpekik melihat Mak Saripah jatuh telungkup. Lantai kotor karena tumpahan adonan kue dari baskom. Mungkin Mak Saripah mengangkat baskom itu dan terjatuh sehingga isinya tumpah ke lantai. Untunglah kompor tidak menyala sehingga terhindar dari musibah kebakaran.

Rosma segera meraba denyut nadi Mak Saripah, terasa sangat lemah. Dia berlari ke kios beras milik Pak Mane. Sang pemilik sedang menghitung laba selepas makan siang.

"Pak Mane, tolong aku. Mak Saripah tiba-tiba pingsan saat sedang membuat adonan kue."

"Dimanakah Mak Saripah?" penjual beras itu sangat terkejut. Batinnya takut kehilangan sosok ibu yang setiap hari mengirimkan kue lezat untuknya.

"Mak Saripah berada di kiosnya. Tolonglah ke sana, aku mau memanggil Manik untuk membantuku," Rosma menyeberang jalan menuju ke penjual pakaian anak-anak. Pak Mane mengunci laci dan menutup kiosnya. Dia bergegas menuju ke tempat Mak Saripah. Dilihatnya Blau duduk di dekat kepala perempuan tua itu sambil mengeong kencang.

"Majikanmu sakit Blau," Pak Mane mengelus kepala si kucing. Dia menggendong Mak Saripah dan menaruhnya di bale-bale bambu. Pak Mane mengambil kain sarung untuk menutup tubuh perempuan itu.

"Mak...bangunlah Mak," lelaki berambut ikal itu menepuk perlahan pipi Mak Saripah namun tidak ada jawaban. Napas perempuan tua itu naik turun, keringat dingin mengalir deras di wajahnya.

"Kita harus membawa Mak Saripah ke Pukesmas," kata Pak Mane saat melihat Rosma datang bersama Manik. Kedua perempuan muda itu sangat terkejut melihat pucatnya wajah Mak Saripah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline