Lihat ke Halaman Asli

Laron Mencari Cinta

Diperbarui: 25 Januari 2023   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laron dan kawanannya (Sri NurAminah, 2020)

Sebagaimana manusia yang membutuhkan pasangan hidup, serangga juga demikian adanya. Sejatinya rayap adalah dekomposer yang membantu pelapukan kayu di alam. Perubahan ekosistem menyebabkan terjadi pergeseran kualitas lingkungan. Rayap telah menjadi serangga hama perusak kayu yang sangat ditakuti.

Rayap adalah serangga sosial, artinya serangga ini mempunyai kasta dan peranannya masing-masing di dalam kelompoknya.  Kasta tersebut adalah: laron jantan dan laron betina (setelah kawin berubah menjadi ratu rayap). Sang ratu adalah kasta resproduktif yang terus bertelur sepanjang hidupnya. 

Ciri khas kasta reproduktif adalah  ditandai dengan adanya  sepasang sayap yang digunakan untuk berpindah ke tempat lain yang menyediakan makanan serta tempat berlindung.  Setelah kawin, perutnya akan membengkak puluhan kali lipat sehingga tidak dapat berpindah tempat. Kasta selanjutnya adalah pekerja dan prajurit, bertugas menjaga sarangnya sampai titik darah penghabisan. Prajurit dan pekerja tidak mempunyai  sayap karena pertumbuhan organ tersebut beralih ke pertumbuhan mandibel atau geraham yang kuat.

Umumnya laron muncul di awal musim hujan, jumlahnya sangat banyak dan senang berputar disekitar lampu. Laron ini sangat tertarik kepada cahaya terang. Keberadaan cahaya merupakan ajang bertemu atau pasar jodoh antara laron jantan dan betina. Jika muda-mudi laron bertemu dengan pasangan yang cocok,  mereka membuat janji sehidup semati kemudian terbang tandem (terbang beriringan bagaikan penerjun payung) dan turun perlahan ke atas permukaan bumi. 

Saat tungkainya menjejak tanah,  lepaslah sayap laron jantan dan betina. Pasangan bahagia ini segera beriringan  mencari tanah lembab untuk membangun kehidupan yang harmonis. Laron betina akan meletakkan telur (sekitar 500 - 1.000 butir per hari) dan menjadi ratu di tempat tersebut.  Semua pekerja dan prajuritnya (dinamakan rayap) merupakan betina mandul.  

Apa yang terjadi dengan laron jantan? Setelah perkawinan selesai, pejantan tangguh ini meregang nyawa, kembali ke haribaan yang Maha Kuasa sebagai pahlawan yang telah berhasil meneruskan keturunannya di bumi.

Secara morfologi, tubuh rayap  mirip semut sehingga dinamakan sebagai semut putih. Morfologi rayap terdiri dari tiga bagian penting yaitu: kepala (dilengkapi dengan antena, alat mulut dan sensory organ lainnya), dada (toraks) dan perut (abdomen). Koloni rayap membangun sarangnya di tempat gelap, lembab dan membuat banyak gallery atau terowongan  di dalamnya. 

Rayap memakan kayu lapuk dan mempunyai kemampuan mencerna sellulosa yang terdapat di dalam serat kayu.  Selain dilengkapi dengan mandibel atau geraham yang kuat, kemampuan rayap mencerna lignin yang terdapat di dalam serat kayu sangat ditunjang oleh adanya mikroba  yang bermukim di dalam saluran pencernaan rayap.  Jika rayap mengalami proses pergantian kulit, rayap akan memakan semua  sisa kulitnya yang terkelupas karena mikroba penghasil enzim  penghancur sel kayu  ikut bersama sisa kulit yang lama. 

Ratu rayap hidup di bagian tengah sarang  yang berada di kedalaman sekitar 1 - 2 meter di bawah permukaan tanah. Ratu rayap selalu dikelilingi oleh pekerja yang siap memindahkan telur yang dihasilkannya. Anakan rayap  yang baru menetas dari telur  segera disuapi dengan cacahan kayu lunak  mengandung mikroba supaya pencernaannya kuat menghancurkan kayu sejak dini. 

Pencernaan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang kehidupan rayap karena perangkat itu merupakan bagian vital penunjang kehidupannya. Saluran pencernaan yang selalu basah karena adanya saliva atau ludah sangat membantu tetap terjaganya populasi mikroba yang hidup dalam pencernaan rayap.

Rayap merupakan hewan perusak kayu yang bersifat destruktif. Serangannya dapat merobohkan rumah atau loteng tempat bermukimnya manusia. Cara mengantisipasi  serangan rayap adalah: jangan pernah menumpuk kayu bekas pakai  di sekitar rumah karena mengundang  kedatangan rayap dan tikus untuk bersarang  di tempat tersebut.  Teknik pengendalian yang dapat dilakukan adalah membakar kayu lapuk yang terserang rayap, menaburkan pellet spora jamur entomopatogen Beauveria bassiana dan menaburkan pecahan kapur barus di sekitar tempat yang diduga sebagai sarang rayap (srn).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline