MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARANGMALANG
Sri Mujiati, S.E
SMP Negeri 2 Karangmalang
PENDAHULUAN
Terdapat beberapa komponen yang harus terlibat agar tujuan pendidikan di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Komponen tersebut diantaranya: guru dan siswa, sarana fasilitas belajar, dan sumber belajar. Seiring berjalannya waktu, pembaharuan di dunia pendidikan sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan di era global.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan adanya pembaharuan pada komponen pendidikan agar tujuan nasional dapat tercapai dengan baik. Pendidikan didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun berkelompok dengan tujuan untuk mendewasakan manusia (Sugihartono,2012:34).
Mengajar adalah proses dimana terdapat siswa, guru, kurikulum dan variabel lainnya yang disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abdul Azis Wahab, 2009: 7). Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam menyampaikan pengetahuan di suatu lingkungan dengan mengacu pada sumber belajar. Guru tidak sekadar menyampaikan pembelajaran kepada siswa, namun guru juga bertugas memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.
Kenyataan yang terjadi, pembelajaran di kelas belum sepenuhnya melibatkan siswa secara langsung, seperti yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 2 Karangmalang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Karangmalang, peneliti menemukan permasalahan di kelas VII dimana proses pembelajaran masih dilakukan dengan metode ceramah (konvensional). Guru belum menguasai keterampilan bertanya secara optimal.
Hal tersebut dapat terlihat ketika interaksi yang dilakukan guru selama pembelajaran hanya dengan beberapa siswa yang dianggap mempunyai kemampuan yang lebih saja. Akibatnya terdapat siswa yang berbicara dengan teman lain dan proses pembelajaran menjadi kurang kondusif. Guru berusaha mengkondisikan siswa yang berbicara dengan teman, namun hal tersebut tidak dihiraukan karena proses pembelajaran yang dilakukan denga metode ceramah membuat siswa merasakan bosan. Siswa kurang termotivasi dengan proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Rendahnya hasil belajar IPS dan jumlah siswa yang masih banyak memperoleh nilai dibawah KKM maka perlu dilakukan pemecahan masalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VII.
Salah satu cara yang bisa dilakukan guru yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk atau pola dalam merancang pembelajaran, dapat juga diartikan sebagai langkah-langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sa’dun Akbar: 2013, 49-50).