Pati (23/1) – KKN UNDIP Tim 1 Periode 2021 dilaksanakan pada 4 Januari-16 Februari 2021. KKN tahun ini dilaksanakan secara mandiri di kampung halaman masing-masing atau dikenal “KKN pulang kampung” yang mengusut tema “Pemberdayaan masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”. Pada program kali ini salah satu mahasiswi Kuliah Kerja Nyata Tim I Universitas Diponegoro mengajak petani dan remaja Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati untuk peduli terhadap limbah rumah tangga dengan melakukan program pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari limbah sayur.
Program pelatihan pembuatan pupuk cair organik dari limbah sayur terbagi menjadi 2 sesi kegiatan. Sesi pertama pada Rabu (13/01/2021) dengan kegiatan sosialisasi atau pemberian materi kepada petani dan remaja sekitar mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan bioaktivator pupuk cair dari limbah sayur, manfaat dari bioaktivator pupuk cair dari limbah sayur, serta cara pembuatan pupuk cair dari limbah sayur yang disampaikan oleh Sri Utami. Materi tersebut juga tersedia dalam bentuk leaflet yang dibagikan kepada warga.
Kegiatan sesi kedua yaitu pelatihan pembuatan pupuk cair dari limbah sayur dilaksanakan pada Rabu (20/01/2021) dengan praktek secara langsung bersama petani dan pemuda masyrakat Desa Prawoto di salah satu rumah warga yaitu Bapak Rois selaku petani di Desa Prawoto. Setelah masa inkubasi selama 3-4 hari kemudian dilakukan penyaringan pupuk pada Sabtu (23/01/2021).
“Tentunya program pembuatan pupuk cair ini sangat bermanfaat mbak, bahan-bahan yang digunakan juga mudah didapatkan di toko pertanian dan pupuknya juga dapat digunakan untuk tanaman di kebun saya sendiri. Selain itu limbah sayur ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk ini sehingga bisa mengurangi pengeluaran membeli pupuk” ujar Ibu Mukassanah yang bermata pencaharian petani di Desa Prawoto.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah sayur serta pembuatan pupuk cair dari limbah sayur sebagai alternatif ditengah mahalnya harga pupuk serta dapat diaplikasikan terus menerus oleh masyarakat desa agar lebih produktif sehingga dapat meningkatkan perekonomian di masa Pandemi COVID-19.
Reporter : Sri Utami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H