Semoga dalam perlindungan Tuhan pada para pejuang keluarga
Selepas pengajian tadi pagi, aku sampai rumah menjelang tengah hari. Beberes rumah yang tertunda yg seharuanya ku kerjain pagi hari. Alhamdululillah beres semua.
Me time, buka hp ada undangan mendadak kumpul-kumpul temen-temen SMP di Cikini.
"Melu gak?" Wa dari koordinator
"Jelas harus ikut kalo di trantir mah hahaha"
Sepulang dari Phnom Penh memang agak berat perputaran keuanganku. But so far masih jalan dengan baik
Malaju agak awal ke stasiun Nambo. Jadinya ya nunggu keretanya agak lama karena jadwal ke stasiun ini 2 jam sekali
Stasiun ini masih dalam area pabrik semen Indocement yang sekarang sudah dikuasai "Heidelberg Cement AG" sejak sahamnya di beli Jerman.
Duduk di stasiun menunggu kereta sambil melihat para pejuang keluarga yang bekerja. Duh rasanya tuh mak jleb banget melihat mereka bekerja di bawah teriknya matahari yang saat ini bener-bener kayak neraka bocor. Nggak bisa bayangin seharian mereka berkutat dengan semen memuat dari truk dipindah ke kereta. Mereka udah nggak kepikiran "wajahnya kena sun burn" deh kayaknya.
Aku aja kalo kena paparan matahari langsung dalam waktu agak lama malamnya pasti langsung demam.
Alhamdupanaslillah nya info dari para tetangga, kerja di pabrik ini kesejahteraannya cukup.
"Semoga Tuhan melindungi bapak-bapak pejuang keluarga"
Limabelas menit termenung memperhatikan kelihaian mereka bekerja, akhirnya keretaku tiba.
Kulanjutkan langkahku.