Lihat ke Halaman Asli

Sri Rahayu

Menyukai literasi

Flexing di Media Sosial atau Berbagi Bahagia?

Diperbarui: 17 Maret 2023   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Kata flexing sebernarnya adalah bahasa gaul yang sekarang ini marak digunakan dan serimg sekali kita dengar. Mengutip dari beberapa sumber di internet : arti kata flexing sendiri adalah kegiatan seseorang yang pamer tentang harta, pencapaian, dan berbagai hal lainnya kepada orang lain. Flexing biasanya dilakukan oleh orang yang dianggap punya terhadap banyak hal.

Tergelitik dari tulisan dari mbak Isti dengan judul Flexing atau kita yang iri, saya kok jadi pengin berbagi cerita pribadi. Tulisan mbak Isti bikin aku senyum-senyum sendiri. 

Pada tulisan saya saat ini hanya ingin berbagi pengalaman saya sendiri yang sudah puluhan tahun menggunakan sosial media. Bahkan sebelum sosial media "seramai" sekarang ini, saya sudah menggunakan sosial media. Teman-teman dalam sosial media juga hanya teman dekat saja dan bisa diakses sedikit orang pada jaman itu. Berbanding terbalik dengan jaman sekarang yang hampir setiap orang punya sosial media. Hal ini juga karena mudahnya akses internet. 

Pada saat kondisi kita memang banyak pencapaian dalam hidup, ada rasa bangga dan ingin berbagi kebahagiaan kepada teman-teman serta sahabat. Sering berbagi foto jalan-jalan, makandi restoran, dealing dengan klien dan masih banyak lagi pencapaian. Pada dasarnya hanya memberikan informasi dan berbagi bahagia. Itu menutut versi kita yang memang posisi sedang "bagus". Aslinya bukan pamer sih, jujurnya begitu. Dan teman-teman juga ikut merasa senang atas pencapaian kita. 

Tapi pada saat kondisi hidup kita terpuruk dan pada posisi yang tidak baik. Ini saya alami pada saat setahun sebelum pamdemi sampai akhir tahun kemarin yang saya dikasih kesempatan Allah yang sangat-sangat sulit dalam ekonomi (alhamdulillah sekarang membaik).Nah pada saat begini nih, kalau kita melihat status teman dalam pencapaian kok ada rasa " Gimana gitu" Hahaha.... Pernah juga bilang "enak banget sih bisa jalan ke luar negri. Aku aja jungkir balik gini aja"  Iya juga sih " ngiri atau iri atas hidup orang lain yang punya pencapaian" Hahaha ...  Padahal kan kita nggak tau dan tentunya tidak di bikin status yang menjadi perjuangan mereka hingga bisa sukses. Padahal kita sadari bahwa tidak baik Ngiri atas hidup orang lain. Kalau kita berfikir dengan jernih seharusnya kita jadikan keberhasilan orang lain sebagai motovasi kita. Seperti kita lihat air telaga yang tampak tenang di permukaan. Tapi kita nggak pernah mengetahui di dalam danau tersebut banyak kejadian dan kehidupan flora dan faunanya. 

Alhamdulillah sekarang kalau lihat status yang aneh atau flexing sudah biasa saja. Aku berterima kasih sama Allah yang memberiku kesempatan atas banyak pencapaian dan juga diberikan kebahagiaan menjalani keadaan yang "sangat sulit" selama bertahun-tahun dan kemudian menjadi normal lagi. Semua pasti ada hikmahnya. 

Marilah kita bijak menggunakan sosial media. Kalau boleh jujur, sebenarnya kita mandapat banyak keuntungan diantaranya :
1. Mudah mencari teman-teman atau saudara yang sudah lama tidak ketemu
2. Mengetahui kabar teman-teman dilihat dari status
3. Bisa saling menghubungi
4. Jarak bukan menjadi masalah untuk saling komunikasi
5. Mengembangkan kreatifitas

Semoga tulisan receh ini bermanfaat dalam bersosial media bagi teman semua




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline