Duka yang tersimpan
Serasa semesta terselimuti kabut
Tak ada denyut kehidupan yang menyambut
Sungguh dalam duka yang teramat sakit
Angin dingin menyusup buatku menjerit
Menggigil pilu rasukin jiwa
Menghalau kabut yang tak juga sirna
Butiran embun dipucuk ilalang
Makin hidupkan bayangan yang kian hilang
Senyumnya hampir pudar terbawa awan
Sesakan secuil kenangan
Kestiaan bukanlah lagi kemenangan
Harta dunia yang memegang peranan
Kekasih hati berpaling pada yang lain
Kialauan hartalah penyebabnya
Kucoba berdiri dan berjalan
Lupakan semua kenangan lama
Kutahu kabut kan berlalu
Embun juga kan sirna
Bersamaan dengan hadirnya mentari
Tapaki kehidupan baru tanpamu
Note : puisi imaji, puisi ngasal, kegabutan yang hqq, rehat setelah mencuci hahaha. makasih sudah berkenan membaca puisi tak bermutu dariku. salam sehat selalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H