Lihat ke Halaman Asli

Sri Idawati Basri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

UMKM Nasi Kuning Minimalis

Diperbarui: 27 Juni 2021   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Seperti yang kita tahu, saat ini kita menghadapi era global bernama Covid-19. Sebuah virus yang memiliki tingkat penyebaran sangat cepat. Keadaan ini akan berdampak pada semua lapisan masyarakat. Terutama yang paling berdampak adalah ekonomi.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sektor yang kena dampak cukup besar ketika pandemi covid -19. Berdasarkan data yang dimiliki hanya 9,5% bisnis kecil dan menengah yang mampu bertahan di tengah pandemi. Namun disisi lain, terdapat 82,9% pelaku usaha yang terkena dampak negatif pandemi. Bahkan 63,9% mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 30%. Hal demikian pelaku bisnis kecil dan menengah tentu berharap adanya solusi yang datang dari pemerintah guna mengatasi berbagai kendala yang dihadapi karena dampak pandemi.

dokpri

UMKM yang saya wawancarai ialah pedagang nasi kuning di daerah Lamakera, Flores Timur (NTT) . Jadi pedagang nasi kuning yang saya wawancarai ini beliau bernama ibu Zainab. Ibu Zainab ini adalah seorang pedagang nasi kuning yang menjual dagangannya dipinggir jalan depan rumahnya karana beliau sendiri tempat tinggalnya berada dipinggir jalan. Ketika saya wawancarai beliau ini sudah berdagang nasi kuning selama 5 tahun lebih. Beliau mengatakan bahwa menjual nasi kuning adalah usaha satu-satunya yang beliau jalani untuk penambahan pemasukan karna suami beliau hanyalah seorang nelayan yang penghasilannya tidak menentu. Nasi kuning ini sendiri biasanya dijual pada pagi hari karna target penjualannya itu ialah anak-anak sekolah yang sebelum sekolah mereka pasti akan sarapan pagi, selain itu bukan hanya anak-anak sekolah saja yang membeli tetapi kadang masyarakat sekitar juga membelinya. Tak hanya nasi kuning saja tetapi bu zainab juga menjual kue pisang moleng sebagai tambahan penghasilan namun pisang moleng ini dibuat hanya sesekali tidak seperti nasi kuning yang dijual setiap hari. Harga pisang moleng sendiri juga murah meriah yaitu perbiji Rp. 1000

Untuk proses pembuatan nasi kuning sendiri kalaupun dijual dalam jumlah banyak biasanya pembuatannya dilakukan jam 3 dini hari kalaupun sedikit maka proses pembuatannya pada pukul 04.00 dini hari mengingat penjualannya dilakukan dipagi hari.n

Utuk isi nasi kuning ini sendiri ia menjual dengan dua macam yaitu ada yang isinya nasi kuning, telur dan mie dan macam yang berikutnya isinya nasi kuning, serondeng dan ikan.

Dokpri

Untuk harganya sendiri beliau mengatakan awalnya harga per bungkus nasi kuning ini awalnay Rp. 1000 tetapi karna harga beras semakin naik sehingga harga per bungkus nasi kuning ini menjadi Rp. 2000. Tetapi jika ada yang membeli lima ribu maka dia dapatnya 3 bungkus. 


Untuk omzet atupun penghasilanya beliau mengatakan bahwa awalnya perhari biasanya dia membuat 30-50 bungkus dan pendapatannya perhari paling banyak Rp. 100.000 itupun belum masuk keuntungannya paling keuntungannya 30-40 ribu perharinya. Beliau juga mengatakan bahwa karna kita tinggalnya di kampung jadi kadang mereka ngutag itupun kadang bayarnya sampai seminggu.


Biasannya beliau menjual nasi kuning ini mulai jam 5.30-9.00 pagi karna siangan itu jalanan sudah sepi dan anak-anak sudah berada di sekolah. Namun setelah pandemi Covid ini semuanya pada online, sekolah juga online sehingga omzet dagangannya ini turun drastis. Oleh karna itu awalnya bu zainab menjual nasi kuning perhari 30-50 bungkus menjadi 20-30 bungkus perhari. Dan juga penghasilan beliau awlnya paling banyak 100 ribu sekarang menjadi 60 ribu. Beliau mengatakan bahwa adanya pandemi ini membawa dampak yang begitu besar bagi kehidupan kita terutama dalam hal ekonomi beliau juga berharap bahwa pandemi ini segera selesai agar kehidupan kitapun berjalan dengan normal seperti sedia kala. Beliau juga mengatakan agar pemerintah juga lebih lagi memperhatikan masyarakatnya terutama yang punya usaha-usaha kecil ini apalagi dihadapi dengan pandemi covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline