Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (virus Corona) dan infeksinya yang disebut COVID-19. Infeksi virus ini awalnya ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019 dan telah menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia. Demikian dengan negara kita tercinta, Indonesia juga terkena wabah daripada COVIR-19 ini.
Sampai hari ini pun wabah virus corona menjadi salah satu perbincangan hangat di kalangan masyarakat bahkan tak habis-habisnya dibicarakan. Terhitung Sudah setahun lebih pademi menyerang Indonesia. Di awal kemunculannya, virus ini mendapat beragam respons yang muncul dari masyarakat Indonesia. Bahkan ketika COVID-19 mulai menyebar dengan cepat ke berbagai daerah dan beberapa negara telah menutup akses keluar masuk, pemerintah dan warga Indonesia masih terkesan santai dan kurang melakukan tidakan pencegahan terhadap virus ini.
Berdasarkan data yang dilansir dari Satgas COVID-19, tertanggal 12 April 2021,sudah terkonfirmasi bahwa COVID-19 telah menginfeksi 1,7 jt orang di Indonesia dengan angka kematian sebesar 42.656 orang dan 1,42 jt orang dinyatakan telah berhasil sembuh.
Hal tersebut membuat keadaan semakin sulit. Berbagai dampak yang diakibatkan wabah virus corona ini mulai dari bidang pendidikan, sosial, politik, terlebihnya di bidang ekonomi. Iya ekonomi, Masalah ekonomi merupakan dampak yang paling mencolok selama pandemi, hal ini dikarenakan adanya pembatasan melakukan aktivasi diluar rumah sehingga tanpa kita sadari membuat sebagian perekonomian masyarakat Indonesia menjadi lemah.
Hal ini juga dirasakan oleh pedang di Pasar Talok yang berada di kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Pasar Talok ini adalah Pasar yang menjual berbagai aneka sayuran, makanan, perabotan dan lain sebagainya.
pasar talok ini buka setiap hari mulai dari pukul 05.00-12.00 WIB, Pasar ini pun tidak terlalu besar dan didalam Pasar ini ada sepuluh sampai belasan pedagang yang menjual barang dagangannya disini.
Bu Nurhayati (37 tahun) sebagai salah satu pedagang sayur di pasar talok yang saya wawancarai, beliau juga sangat merasakan dampak daripada wabah corona ini,
Semenjak corona ini, berkurang drastis penghasilannya berkurangnya sekitar 70% Jelas bu Nurhayati Ketika saya wawancarai kemarin.
Bu Nurhayati menjelaskan bahwa sebelum terjadinya wabah corona ini penghasilannya sehari bisa mencapai RP.200.000 tetapi ketika wabah ini terjadi penghasilannya menurun drastis menjadi Rp.50.000.
Ketika saya wawancarai ternyata Bu Nurhayati ini hanya berprofesi sebagai pedagang sayur beliau tidak memiliki pekerjaan sampingan dia hanya mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya hanya dengan berdagang ini.